Home - Wartapasar, Corong Pasar Tradisional

Wartapasar, Corong Pasar Tradisional

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Eksistensi pasar tradisional sekarang semakin terpinggirkan jika dihadapkan dengan maraknya pasar Modern. Kemunculan pasar modern merupakan turunan dari kebijakan makro pemerintah pusat yang cenderung memberi ruang besar bagi hyper-market yang masuk ke dalam negeri yang kurang memberdayakan ekonomi kerakyatan.

Miris sekali jika pelaku pasar yang memberdayakan ekonomi kerakyatan harus kalah di bumi pertiwinya sendiri. Hal inilah yang menjadi krusial dan perlu diperhatikan oleh pelaku pasar tradisional atau para pedagang. Oleh karena itu, Forum Silaturahmi Paguyuban Pedagang Pasar Yogja (FSP3Y)  mengadakan launching wartapasar sebagai media pasar tradisional untuk menyuarakan aspirasi para pedagang tradisional.

Acara ini diadakan di Pendopo Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY), yang berada di Bantul, senin (13/2/2012). Banyak peserta yang mengapresiasi kegiatan ini, seperti para pegawai dinas pasar dan para pedagang. Semarak launching wartapasar ini dibubuhi diskusi tentang dinamika dalam memajukan pasar dengan tema “membangun pasar rakyat yang kreatif, inovatif, produktif dan mandiri” yang didukung oleh dinas pengelolaan pasar.

“pasar tradisional tidak boleh kalah dengan pasar modern khususnya dalam beriklan, wartapasar menjadi sarana untuk iklan bagi para pedagang,” tutur Bambang Subandang Pimpinan Umum Wartapasar yang sekaligus ketua FS3Y. Perkembangan pasar modern muncul karena perkembangan masyarakat modern yang pemenuhan kebutuhan serba instan dan praktis. Konsumen pasar modern adalah masyarakat kelas menengah-elit yang sebagian besar waktunya tersita oleh pekerjaan. Pola transaksional mereka sudah beralih ke credit card bahkan shoping online dan suka membeli barang-barang bermerk. Segmen inilah yang dibidik oleh pasar  modern dan kesediaan untuk memanjakan atas belanja konsumen.

Di tengah kerasnya persaingan, pasar tradisional harus survive agar  tetap eksis, “pasar tradisional harus mudah dikunjungi, memberikan harga yang bisa bersaing dan mengubah mind-set konsumen dengan memperbaiki kekurangan penataan pasar tradisional. Salah satunya dengan memetakan ulang konsumen potensial dan loyal diposisi pasar, bermain dan mengubah penampilan menjadi pasar yang nyaman dikunjungi, bersih, dan aman serta melakukan reorientasi jam buka jam malam. Yang paling penting wartapasar juga digunakan sebagai media untuk mengajak konsumen dengan berbelanja di pasar tradisional sebagai salah satu sikap nasionalis kerakyatan,” tambahnya.[Paimin].