lmparena.com, Malam itu, Sabtu (29/3),di luar Gelanggang UIN Suka petugas parkir sedang sibuk mengarahkan tamu untuk parkir yang rapi. Langit Yogyakarta mendung. Angin yang tak terlalu kencang sesekali menerpa api lilin yang dipajang sepanjang jalan menuju tempat resepsionis yang terletak di kanan pintu masuk gelanggang.
Sementara di dalam Gelanggang, suasana gelap. Hanya sorot lampu proyektor yang menyentuh scine terlihat jelas. Para penonton istiqomah menikmati alur film yang sedang diputar.
Malam itu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jemaah Cinema Mahasiswa (JCM) sedang mengadakan acara Bioskop Kalijaga. Sebuah pemutaran dan apresiasi film pendek yang diperuntukkan untuk umum. Dilaksanakan sebulan sekali.
Awalnya Bioskop Kalijaga merupakan celetukan dari salah satu anggota JCM. “Kalo kita buat Bioskop Kalijaga seperti nya seru.” Ide tersebut baru dapat direalisasikan pada kepengurusan 2011-2012 sampai sekarang. Menurut Mumtaz Afif, ketua divisi Distribusi Apresiasi, Bioskop Kalijaga merupakan media untuk silaturrahmi antar mahasiswa secara umum dan temu antar komunitas film secara khusus.
Selain itu, acara tersebut juga sebagai medium diskusi film terutama film pendek. “Konsep Bioskop Kalijaga kali ini lebih menekankan film pendek daripada film layar lebar. Sebab, pemutaran film-film pendek jarang kita temukan,” kata Mumtaz.
Bioskop kalijaga kali ini mengangkat tema “The Art of High School”. Menurut Mumtaz tema ini dipilih karena minimnya apresiasi karya-karya anak SMA. Terutama film pendek yang dibuat saat masa sekolah. “ini seni memanfaatkan waktu di sela-sela jam istirahat,” tambah mahasiswa KPI tersebut.
Tiga film pendek yang diputar adalah hasil karya anak SMA 1 Banguntapan, SMA 8 Yogyakarta dan SMA Budi Mulia Dua.
Mumtaz berharap agar bioskop kalijaga kedepannya makin banyak penonton yang datang dan muncul diskusi-diskusi film yang menarik dan cair. (Taufiq)
Editor : Ulfatul Fikriyah