lpmarena.com, Dekan fakultas Syari’ah dan Hukum, Noorhaidi mengatakan Islam menjadi nafas yang memberi panduan moral dan etika bangsa Indonesia, sehingga tidak perlu lagi dihadapkan dengan sistem politik negara dan demokrasi. Artinya nilai-nilai demokrasi sesuai dengan nilai-nilai Islam. “Islam menyatu dalam gerak kehidupan bersama warganya yang hidup dalam sebuah bangsa dengan berlandaskan pancasila,” Ujar Noorhaidi.
Menurut Noorhaidi, tantangan terbesar saat ini bagaimana keluar dari otoritarianisme untuk mulai menata kehidupan politik secara demokratis yaitu dengan adanya partisipasi luas masyarakat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan bersama. Yogyakarta, Selasa (30/09).
Lebih lanjut ia menjelaskan, negara Indonesia sangat berbeda dengan negara-negara muslim yang berada di kawasan Timur Tenggah, Afrika Utara dan Asia Selatan. Indonesia telah berhasil melewati ujian yang sangat berat. Keluar dari cengkeraman otoritarianisme dan membangun demokrasi yang beradab.
Selain itu, menurut Noorhaidi, saat ini Indonesia sedang bergerak cepat menyejajarkan diri dengan bangsa-bangsa demokratis besar di dunia. Hal itu terjadi berkat kemajuan politik yang sangat mengesankan dalam satu dekade terakhir ini. Melalui pelembagaan demokrasi ini, hal itu tidak bisa dipisahkan dari munculnya kelas menengah yang tumbuh sangat cepat, yaitu rata-rata tujuh juta orang dalam setahun.
Noorhaidi menegaskan, negara Indonesia tidak memiliki hambatan apapun dalam membangun negara yang demokratis. Namun, hal yang perlu diingat ialah, di Negara ini selalu ada yang berpikiran picik.
“Kita masih perlu bekerja keras untuk memastikan kelompok-kelompok minoritas, termasuk Ahmadiyah dan Syiah yang perlu mendapatkan perlindungan maksimal dari negara,”. Ungkap Noorhaidi. (Ibnoe Hajar)
Editor : Ulfatul Fikriyah