Lpmarena.com, Ada kelalaian-kelalaian yang harusnya tidak terjadi yang dialami beberapa peserta ujian selama pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang usai dilaksanakan Selasa (10/6). Hal ini bisa ditemukan di pos-pos informasi SBMPTN. UIN Suka yang menjadi Panitia Lokal 46 DIY telah menempatkan panitia-panitia SBMPTN di pos-pos tertentu, di tingkat universitas maupun di fakultas.
Jakra, panitia SBMPTN yang berjaga di pos keamanan yang tempatnya ada di bagian security depan laboratorium agama UIN Suka mengungkapkan tentang pengalaman-pengalamannya selama berjaga. “Banyak kelalaian peserta. Kayak salah tempat tes, harusnya di UNY tesnya di sini. Selain UNY, ada lagi harusnya tesnya di UGM salah di sini. Dia nangis-nangis,” kata Jakra.
Selain itu kelalaian yang lain seperti ada lima peserta yang tidak membawa Surat Kelulusan Hasil Ujian (SKHU), lima orang ini akhirnya diantar ke panitia pusat. “Nggak boleh ikut ujian, tapi akhirnya dilobi dan boleh masuk,” ucap Jakra.
Yang lain lagi seperti verifikasi SNMPTN, ada peserta yang salah verifikasi. Harusnya verifikasi tanggal 9 Mei malah datang 9 Juni pas SBMPTN. “ Di sini dia nangis-nangis, piye meneh? Sistem verifikasi kan online,” kata Jakra. “Trus akhirnya anak itu ke rektorat dan rektorat nyuruh dia daftar regular,” tambah Jakra.
Jakra sendiri melihat peserta SBMPTN tahun ini banyak yang enak-enak. Pasalnya banyak yang diantar orang tuanya. Dulu saja Jakra bercerita dari Padang dia sendirian. “Enak ya diantar ortu, saya dulu kayak orang ilang. Ngisi sendiri, tes sendiri, bingung-bingung sendiri,” celoteh mahasiswa jurursan Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Suka sekaligus aktivis UKM Pramuka ini.
“Ada lagi tuh yang manja, dia nanya lokasi. Masak baru beberapa meter jalan udah balik lagi. Padahal udah dikasih denah juga,” ujarnya. (Isma Swastiningrum)