Membaca kembali syair Abu Nawas,
“Aku senantiasa mendengar dan terus begitu, sampai aku mati di mana yang lain masih hidup. …. sementara hubungan yang kutekuni dengan-Mu hanya harapan yang miskin.”
Dari tema “Kritik Atas Formalisme Agama dan Sosial” tersebut, diturunkan judul Surga Tanpa Tuhan, dan secara garis besar bercerita bahwa sejak mula kita didefinisikan oleh suatu kerangka formal milik umum, yang kemudian merutin dalam keseharian kita. bahkan sejak awal kelahiran tidak ada yang bisa mengelak dari sekian bentuk formal tadi, dan itu pun bisa-bisa terbawa sampai mati. kerangka-kerangka tadi tersimpul dalam cara berpikir dan bersikap—yang entah disadari atau tidak—senyatanya terlembaga. cara berpikir dan bersikap ini memiliki variable turunan yang banyak sekali, seperti bagaimana kita beribadah, membangun relasi dengan orang lain, memberi nama pada diri sendiri, dan sebagainya.
Oleh sebab itu sesegera mungkin pertanyaan apakah keliru jika kita senantiasa dalam pusar rutinitas? patut dijawab guna menyingkap selubung rutinitas formal, atau katakanlah, untuk memilah hal-hal baik yang terkandung di dalamnya, agar kita tidak mengatakan “aku punya nama, dikenal dengan beragam nama yang menyiksaku sebab mencintaimu,” sebab mengamini rutinitas formal tanpa titik jeda.
Sutradara: Jauhara N. Azzadine
Aktor: Habiburrahman, Abdul Ghofur
Penari: Rabbani Ischak, Amin Nur Aini, Nevy Agustina, Sholikhul Akmalia
Ekstras Pemain: Rizki Zuriati, Wahyu Mukti Asri, Ahmad Kurniawan, M Abdillah, Mohammad Saleh, Imam Saefur Rahman, Romadhon MZ, Harik Giariyan Hafidz
Musik: Labiburrahman, Fandy Chord, Lailul Ilham, Ghoz TE, Aceng Romli, Rizki Zuriati, Wahyu Mukti Asri, Ahmad Kurniawan, M Abdillah, Mohammad Saleh, Imam Saefur Rahman, Romadhon MZ, Harik Giariyan Hafidz
Penata Cahaya: Suryadin Abdullah, ‘Oong Fa, Hanna Zakia
Detail Pementasan
Sesi I: Pertunjukan Teater
Sesi II: Sarasehan Seni
Garapan Pertunjukan: Teater surealis
Setting Panggung: Prosenium
Tempat Pelaksanaan: GelanggangTeater ESKA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Kapasitas Penonton: 500 orang
Waktu: Sabtu, 20 Juni 2015, pukul 20.00 – 22.00 WIB
Keproduksian Tadarus Puisi xx “Surga Tanpa Tuhan”
Pimpinan Produksi: Ahmad Kurniawan | Sekretaris: Abdul Ghofur | Bendahara: Habiburrahman | Dokumentasi: Aprilia Fatmawati, Imana Tahira, Priyonggo Ade Saputro | Humas: Romadhon Mz, Sabiq Ghidafian Hafidz, Habiburrohman Nawawi, M. Ikhsan Khumayri | Konsumsi: Annisa Ayu Latifah, Neneng Maryam, Hanna Zakia | Perlengkapan: Imam Saefur Rahman, Khoerul Ihsan Mubarok, Dewi Agustin, Irwan Mulia Suranto | Artistik: Putra Pamungkas, Tresna Maulana, Ahmat Sofyan, Waris Lakek, Shohifur Ridho Ilahi, Lutfi Az-Zahra | Keamanan: S. Huriyatul Maulidiyah, Lusia Ega Andriana, Efendi, Jorales, M. Pathor | Pelindung: Rektor Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta | Pembina: Al Makin, Ph. D. | Pengarah: Drs. Hamdy Salad, Drs. Otto Sukatno Cr, Dra. Labibah Zain, M.Lis. | Supervisor: Moh. Toyu, S. Sos. | Penanggung Jawab: Jauhara N. Azzadine (Lurah Teater Eska)