Balada harian
Adzan subuh lirih dan terabaikan
Tuhan kalah di antara dering alarm dan umpatan
Terbangung dengan sisa harapan
Moga hari ini takkan melelahkan
Dzuhur kembali datang
Terik siang tak bisa dihindarkan
Tuhan pun kalah dari panas yang memanggang
Dan masih kalah dengan perut yang mulai kelaparan
Asar dan senja beriringan
Kepulan asap selalu jadi makanan
Sumbat perut yang makin keroncongan
Dan Tuhan masih kalah dengan kemacetan
Maghrib menjemput angan
Sisa hari tenggelam dari pandangan
Tuhan kalah oleh nasi di meja makan
Dan oleh semua kepayahan
Isya merangkul rembulan
Nyalakan lampu-lampu jalanan
Dan Tuhan tetap kalah oleh lamunan
Adakah esok masih bisa diharapkan
Gondokusuman, 5 april 2017
Renung
Renung, renung, merenung
Lihat sekeliling hanya ada gunung
Gunung yang tak lagi ada kicau burung
Dan yang ada cuma bahan pembuat patung
Renung, renung, merenung
Lihat sekeliling hanya ada gedung
Asap-asapnya mengepul dan mengepung
Yang di dalamnya makin adigung
Renung, renung, merenung
Lihat sekeliling banyak orang berkerudung
Hari-harinya dilewati dengan berkabung
Yang ada di pelupuk mata mereka hanya mendung
Renung, renung, merenung
Ya, yang bisa dilakukan cuma merenung
Dan lewati hari dengan pikiran bingung
Milik siapakah itu gunung?
Si adigung atau Yang Maha Agung?
Yogyakarta, 10 April 2017