Home T E R K I N I Jatuh Bangun Restorasi Website UIN

Jatuh Bangun Restorasi Website UIN

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Published on October 7, 2018

Lpmarena.com Server UIN Sunan Kalijaga yang sempat down pada Mei lalu menyebabkan banyak mahasiswa kesulitan. Pasalnya website dan Sistem Informasi Akademik (SIA) menjadi tidak bisa diakses. Bersamaan dengan itu, kampus juga tengah menjalankan agenda penerimaan mahasiswa baru.

Menurut Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) Shofwatul Uyun, hal ini dikarenakan server yang rusak. Server tersebut memang telah berumur sekitar tujuh tahun dengan pengadaan di tahun 2011. Sementara idealnya setiap 4-5 tahun sekali server harus diganti agar kinerjanya tetap prima.

Kata Uyun, tahun 2016 PTIPD membuat surat permohonan kepada rektor dan sudah diterima. Namun terhambat di bagian Perencanaan karena kurangnya pengawalan dari pimpinan.

Pengadaan server sendiri memerlukan waktu yang panjang. Pada Agustus tahun lalu, permohonan server baru sebenarnya telah masuk dalam Rancangan Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKAKL). Namun pihaknya tidak berani melanjutkan proses karena waktunya mepet akhir tahun.

“Tinggal empat bulan (sebelum akhir tahun-red). Belum proses lelang yang panjang dan mendatangkan barangnya, karena semuanya impor.”

Saat ini kampus sudah membelikan enam kluster baru. Tiga di antaranya dititipkan ke perusahaan Batam sebagai tempat untuk back-up data, sedang sisanya sudah berada di kampus. Namun, satu kluster rusak sebelum digunakan karena proses produksi yang kurang baik, sehingga harus dikirimkan kembali ke Hongkong. Server penggantinya dikirim dari Meksiko tanggal 25 Agustus lalu berdasarkan laporan yang diterima pihak PTIPD. Walau begitu, mereka mengatakan untuk estimasi kedatangan bisa sekitar satu sampai dua bulan lamanya.

Server yang rusak diganti spare-part nya yaitu midplan sehingga server bisa dinyalakan. Pihak IBM yang sudah angkat tangan justru menyarankan untuk melakukan instal ulang. Namun pihak PTIPD tidak ingin hal tersebut dilakukan karena instal ulang berarti penghapusan data secara total. Sedangkan proses instalasi dan konfigurasi harus dilakukan dengan tiga klaster secara bersamaan, sehingga harus menunggu kedatangan klaster dari Meksiko.

Sebagai tindakan prefentif kedepannya PTIPD mengusahakan back-up data dengan tiga klaster yang diletakkan di perusahaan Batam. Sehingga, ketika server utama di kampus tidak bisa diakses, website masih bisa digunakan dengan pengalihan ke server di sana.

Selain itu, PTIPD telah mendapatkan UPS baru, yang diketahui mati Maret lalu. Selain usia server yang tua, UPS juga faktor pemicu downnya website UIN. UPS yang dimiliki UIN memiliki umur yang sama dengan server UIN, dimana pengadaanya dilakukan secara bersamaan di tahun 2011. UPS berfungsi sebagai back-up energi listrik ketika terjadi pemadaman.

“Di bulan Maret-Mei, kan, daerah sekitar Sapen sering terjadi pemadaman listrik, UPS yang biasanya mengcover sampai tujuh jam, kemarin hanya mampu mengcover selama satu jam,” jelasnya.

Kejadian UPS yang mati tersebut segera ditanggapi kampus dengan menganggarkan dana sejumlah satu milyar untuk pembelian UPS yang baru.

Dengan tindakan pencegahan tersebut dan dengan klaster yang merupakan mesin dari generasi terbaru, Kurotul Uyun optimis bahwa kedepannya PTIPD mampu mencukupi kebutuhan civitas akademika UIN selama empat tahun kedepan.

“Harapannya dengan server baru ini pengisian KRS tidak perlu dijadwalkan per prodi, perpindahan SIA ke server baru juga akan menjadikannya lebih powerfull untuk digunakan,” pungkasnya.

Reporter: Dian dan Naya

Redaktur: Fikriyatul Islami M