Home BERITAKABAR KAMPUSBilik Kampus Perpustakaan Dakwah, Mulai Berbenah

Perpustakaan Dakwah, Mulai Berbenah

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Keberadaan perpustakaan fakultas diharapkan mampu mengcover kekurangan perpustakaan pusat.

Selain UPT perpustakaan pusat, beberapa fakultas di UIN Suka juga memiliki perpustakaan sendiri, tak terkecuali fakultas dakwah. Sebagaimana namanya, perpustakaan tersebut di kelola langsung oleh pihak fakultas. Koleksi buku yang ditampilkan pun disesuaikan dengan ranah keilmuan fakultas.

Fakultas dakwah merupakan salah satu fakultas yang sedang berupaya mengembangkan keberadaan perpustakaan miliknya. Salah satu langkah ditempuh dengan menambah koleksi buku-buku terbaru, yang berasal dari rekomendasi seluruh jurusan (Komunikasi Penyiaran Islam, Manajemen Dakwah, Pengembangan Masyarakat Islam, Bimbingan dan Konseling Islam, Ilmu Kesejahteraan Sosial. red.).

Terhitung sejak pertengahan April 2013, perpustakaan yang terletak di lantai tiga sayap barat tersebut mendapatkan suntikan buku sekitar 80 buah. Sebagaimana yang diungkapkan Mulyono, penjaga perpustakaan.“Itu memang baru di pasang kemarin-kemarin, jumlahnya kurang lebih sekitar 80 buah mas” ungkap Mulyono (26/04).

Sementara itu, Wakil Dekan (WK) bidang akademik, Mustofa Djawardi mengatakan bahwa penambahan buku sengaja dilakukan untuk memaksimalkan keberadaan dan fungsi perpustakaan. “Ya, harapanya kedepan mahasiswa lebih bisa memanfaatkan perpustakaan tersebut, membaca atau menggarap skripsi,” tutunya.

Sebelum dilakukan penembahan buku, perpustakaan seluas 3×10 meter tersebut hanya mengoleksi jurnal, skripsi, klipingan majalah, beberapa buku lama hingga beberapa jilid kitab berbahasa Arab.

Tapi sayangnya, mahasiswa kurang memanfaatkan fasilitas tersebut. Hal ini tercermin dari jumlah pengunjung yang hanya berkisar 10 orang perhari. Bahkan Riska Priadianti, mahasiswa Manajemen Dakwah 2011, mengaku belum pernah mengunjungi perpustakaan fakultas tersebut “Tau sih (perpustakaan fakultas red.), tapi ga pernah kesitu. Lebih sering ke perpustakaan sana” terangnya sambil menunjuk ke arah perpustakaan pusat.

Ketika disinggung mengenai minimnya tingkat kunjungan mahasiswa, Musthofa menganggap hal tersebut sebagai konsekuensi dari kondisi ruangan yang sempit. ”Itu ruanganya sempit, tapi yang terpenting itu bagaimana mahasiswa bisa membaca dengan tenang,” cetusnya di tengah kesibukan. [Folly Akbar].

Editor: Taufiqurrahman