Lpmarena.com,Jum’at (21/11), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Yogyakarta mengadakan unjuk rasa di Tugu Yogyakata. Aksi ini dilakukan serentak oleh HMI seluruh Indonesia dalam rangka menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Aksi yang berlangsung dari pukul 13.00 – 17.00 WIB ini diisi dengan berbagai orasi dan tuntutan. Erina, selaku Koordinator umum aksi mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah tidak pro dengan rakyat. Hal ini dikarenakan pemerintah menaikkan harga BBM tanpa mempertimbangkan akibatnya pada masyarakat menengah ke bawah.
“Kebijakan DPR hari ini sangat tidak pro rakyat bahwa dikarenakan banyak kebutuhan pokok sandang, pangan, papan yang naik tanpa memperhitungkan dampak yang ada di masyarakat khususnya yang ada di masyarakat kelas menengah ke bawah, “ungkap Erina ketika ditemui setelah aksi.
Senada dengan Erina, Pandu juga menambahkan bahwa pemerintah berhak saja menaikkan BBM tetapi dengan syarat BBM dunia harus naik 15% dengan asumsi pada waktu itu kisarannya 100,5 dolar per koral tapi justru kenyataannya harga minyak dunia sedang turun 80 US dolar per barel tidak sesuai dengan Undang-Undang.
Jika pemerintah tidak segera menurunkan BBM, lanjut Pandu, itu merupakan bentuk arogansi pemerintah. “Kita tetap menghargai parlementer ya, karena DPR itu hasil representatif dari masyarakat Indonesia. Sekarang parlementer lagi berupaya menggunakan hak interpelatif. Jika pemerintah tetap tidak menurunkan BBM berarti kita masih tetap menggunakan jalur parlemen dan tetep turun ke jalan,” tambah Pandu selaku Ketua Umum HMI cabang Bulak Sumur Sleman Yogyakarta. (Anis N. Nadhiroh)
Editor : Ulfatul Fikriyah