Lpmarena.com, Orang-Orang Bloomigton (OOB) merupakan buku kanonik kumpulan cerpen karya sastrawan Budi Darma yang terbit pada tahun 1980 (Sinar Harapan). Buku ini secara garis besar membahas tentang kehidupan orang-orang di Bloomington, Amerika Serikat. Tempat Budi Darma menjalani pendidikannya tepatnya di Universitas Indiana.
Jumat (17/06/2016), pembacaan dan diskusi bersama OOB digelar oleh Klub Baca Buku Jogja di Mooi Kitchen, Jalan C. Simanjuntak Yogyakarta. Menghadirkan Joni Ariadinata (sastrawan dan redaktur Majalah Horizon) dan pegiat sastra, Prapti Alpandi. Metode pembacaannya sendiri dilakukan secara bergantian oleh peserta diskusi.
OOB terdiri dari tujuh cerpen, yakni Laki-Laki Tua Tanpa Nama; Joshua Karabish; Keluarga M; Orez; Yorrick; Ny. Elberhart; dan Charles Lebourne. Salah satu cerita yang dibaca berjudul Charles Lebourne. Menceritakan tentang seorang anak yang menemukan ayah kandung yang dulunya jahat dan tak bertanggungjawab pada ibunya. Si anak balas dendam dengan mendekati si ayah, memuji-muji ayahnya, hingga diketahui kelemahan si ayah yang punya penyakit dan bisa kambuh karena sakarin. Si anak dengan sengaja menambahkan sakarin dan dikonsumsi ayahnya. Akhirnya, kisah ini ditutup dengan hal yang tak terduga. “Tengilnya, setiap hari dia sabar untuk balas dendam. Lalu ayahnya sakit, anak menyesal sampai membawa ayahnya kemana-mana. Itulah sisi manusia,” ujar Joni.
Bagi Joni, narasi Budi Darma di OOB sudah keji di awal penceritaan. Nyaris secara garis besar keseluruhan cerpen dalam OOB diceritakan dengan sudut pandang “aku” yang antagonis. Budi Darma membongkar sisi kekejian manusia hingga jauh, tetapi di sisi lain sisi protagonisnya pun ada. “Ini yang menjadi rohnya Budi Darma, tidak selalu manusia yang jahat itu jahat, tidak semua yang baik itu baik,” kata Joni.
Bagi Prapti, OOB sangat mengusik kesadaran dan masih relevan bagi generasi sekarang. “Saya diajak kontemplasi. Kita sering berprasangka dan yang kita prasangkakan itu yang terjadi. Entah lewat diri sendiri atau orang lain,” kata Prapti mendedah salah satu pesan yang disampaikan OOB.
Reporter dan Redaktur: Isma Swastiningrum