Menanggapi kondisi Indonesia yang begitu kompleks, khususnya dalam pembangunan, Fieldtrip Performing Art gelar pentas Repertoar Hijau.
Lpmarena.com, Repertoar Hijau lahir dari kegelisahan terhadap kondisi Indonesia yang saat ini sangat memprihatinkan. Termasuk Yogyakarta yang dulu terkenal dengan jargon sejuk dan nyaman, harus tergeser dengan menjamurnya pembangunan hotel, mall, kafe, dan semacamnya. Hal ini yang diungkapkan Abimanyu Prasastia Perdana (30) sebagai penulis naskah dan sutradara pertunjukan Repertoar Hijau yang diadakan Fieldtrip Performing Art, Rabu (9/11), di Pelataran Parkir Terpadu UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ada tiga adegan dalam Repertoar Hijau, pertama kelahiran, adegan ini menjelaskan lahirnya reformasi pasca tragedi 1998. Namun, di sini reformasi yang diimpikan tak lain adalah settingan belaka. Kedua pembangunan, yang menggambarkan bahwa tidak ada pembangunan yang sesungguhnya, bangunan yang bertingkat tinggi nan mewah hanya milik sebagian orang. Sehingga muncul istilah “yang kaya semakin kaya yang miskin semakin melarat”, dan kondisi ini juga masuk dalam settingan. Ketiga efek, sebagai akibat dari adegan kedua. Berupa tumbuhnya semangat dan optimisme para pemuda untuk keluar dari settingan yang sudah terkonstruk dalam dirinya.
Nalar dan kritis tersebut dapat dituangkan ke dalam repertoar, tapi yang ditekankan bahwa repertoar bukan hanya tontonan tapi sebagai gagasan. “Repertoar tidak hanya sebagai tontonan, tapi tuntunan,” kata Abimanyu.
Sito Fossy Biosa (25) salah satu penonton berpendapat repertoar tersebut dapat membuat mahasiswa memiliki analisis sosial yang dalam dan nalar kritis yang tajam terhadap situasi yang terjadi. “Penampilannya keren, antusiasmenya tinggi. Harapannya yang paling penting adalah jangan lupakan pertunjukan,” ucapnya.
Tidak hanya para lakon yang berperan, Repertoar Hijau juga melibatkan penonton masuk ke dalam memori masa lalu untuk memunculkan sprit dan emosional satu sama lain. Rencananya, pertunjukkan Reperoar Hijau ini akan melanjutkan road show-nya ke Jepara, Brebes, Cibubur, Bandung, Jakarta, Malasyia, dan Singapura.
Magang: Hedi Saputra
Redaktur: Isma Swastiningrum