Home BERITA Andy SW: Berani Berpikir Bebas dan Merdeka

Andy SW: Berani Berpikir Bebas dan Merdeka

by lpm_arena

“Saya memilih  ide tentang ‘Teror” yang diinspirasi dari melihat keramaian dan kesepian melalui tubuh manusia yang saya lihat. Tubuh yang melukiskan keresahan dan problematika kehidupannya,” tulis Andy dalam artikelnya.

Lpmarena.com-Rabu,(22/2) lebih dari lima puluh  mahasiswa memadati Gelanggang Teater Eska menghadiri Workshop Sinau Kepenulisan Naskah Teater Omah Teater Jogja (OMTEJO) kali pertama. Tidak hanya dari kalangan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, beberapa mahasiswa dari universitas lain juga ikut meramaikan acara yang  berlangsung pukul 19.00 dan diisi oleh pemateri Andy Sri Wahyudi  tersebut.

Ada tiga rangkaian acara yang diikuti para peserta. Pertama, Sharing artikel yang dibagikan oleh panitia. Kedua, penjelasan tentang metode pembuatan naskah teater sekaligus tanya-jawab, dan terakhir mempraktekkan metode pembuatan naskah yang melibatkan langsung para peserta.

Andy SW menceritakan pengalamannya saat masih berusia 21 tahun. Tak ada yang ia pikirkan selain membuat karya pementasan teater yang lahir dari tangannya sendiri. Kata kunci yang dipegang adalah niat dan keberanian. Berani berpikir bebas dan merdeka. Berani untuk menentukan sikap dalam menjalani proses. Berani salah dan berani malu saat belajar, baik secara teknis maupun konseptual.

Dalam langkah menulis naskah teater, ia harus mempunyai ide terlebih dahulu. Menurutnya, ide diperoleh dari membaca buku-buku. Ia berangkat dari buku sejarah, novel, hingga stensilan.

Menjelang tiga bulan ia belum menemukan ide. Menyepi di tepi sungai dan di tengah sawah, merokok sambil melamun semuanya pernah ia lakukan, namun tak juga menghadirkan ide atau gagasan untuk mulai menulis. Kemudian ia hanya diam beberapa hari. Dalam diam itu ia melakukan kegiatan sehari-hari.

Hidup sehari-hari membuat dia kembali normal dan tidak terasingkan. Ia merasa lebih ada intensitas dalam melihat dan memaknai hidup keseharian. Menurutnya, ada sebuah keramaian dan kesepian dalam tubuh setiap orang. Kemudian ia berimajinasi tentang keresahan dan problematika dalam diri seseorang yang menjadi teror. “Saya menemukan kembali semangat untuk meneruskan menulis naskah. Saya menggarisbawahi kata ‘merdeka’ yang berarti mandiri dan bisa menjadi diri sendiri tanpa tekanan, tuntutan, atau reaksi yang gegabah,” ucapnya dalam artikel yang dibagikan.

Dalam metode penulisan naskah ia mengatakan bahwa dalam menulis naskah tidak harus dari realis dan pelajaran akademis terlebih dahulu. “Saya tumbuh tidak dari pelajaran akademis, tetapi dari imajinasi saya sendiri, dengan cara saya sendiri bagaimana naskah itu terwujud. Dan itu dalam kepala saya. Itu yang berupa fragmen-fragmen, berupa loncatan-loncatan itu yang saya tulis,” ucap Andy, pria kelahiran 1980 itu.

“Kalau di dunia akademisi mungkin sudah ada jalannya, teori-teorinya, ini dulu, kemudian berangkat dari ini seperti itu. tetapi itu bagi saya tidak bisa karena di sini saya mengatakan naskah teater itu terwujud karena ada bantuan apa yang dinamakan kreatifitas dan kesabaran,” sambungnya.

Magang: Khaerul Muawan

Redaktur: Wulan