Lpmarena.com- Jum’at (10/3), Aliansi Jurnalistik Independent mengadakan pameran karya Dewi Candraningrum serta diskusi dengan tema “Perempuan dan Ekologi”. Acara yang diselenggarakan di Uwong Café tersebut merupakan salah satu agenda yang diselenggarakan AJI dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional.
Diskusi dimoderatori oleh Shinta Maharani selaku koordinator divisi gender AJI. Juga menghadirkan pemateri Pipin Jamsan dari Komite Perjuangan Perempuan (KPP) serta Dewi Candraningrum selaku perupa lukisan yang dipamerkan.
Dalam diskusi tersebut Pipin Jamsan menjelaskan, sekitar tahun 1974 perempuan hanya selalu di kaitkan dengan reproduksi. Mengenai HAM terhadap perempuan sejarah mencatat ada 4 tahap : 1. Hak pilih, hak asasi terhadap budak, 2. Hak politik sama halnya dengan yang pertama, 3. Ekonomi, sosial, dan cultural, dan 4. Lingkungan yang menjadikan muncul ekologi dan feminisme (ekofeminism).
Multi feminisme sudah mengalami pembajakan, seperti yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu yang setuju kesataraan tapi tidak mau perempuan menjadi pemimpin, atau setuju dengan kesetaraan tapi tidak suka mengenai isu LGBT. ”Di sini feminisme seperti sapi dimutilasi, diambil yang suka dan dibuang yang tidak suka,” ungkap Dewi mengenai feminisme.
Dewi juga menambahkan bahwa antara ekologi dengan feminisme sangat erat kaitannya. Apabila lingkungan rusak maka air juga akan rusak sehingga juga merusak reproduksi perempuan juga.
“Lingkungan rusak dikarenakan pertambangan yang berlebihan, proyek ini berdalih bahwa untuk kesejahteraan sekitar agar mendapatkan lapangan pekerjaan, akan tetapi orang yang berada atau dekat dengan pertambangan adalah orang yang dipinggirkan dari yang dipinggirkan, dan yang menikmati hasil adalah orang yang punya modal,” ungkap Pipin.
Pipin juga mengatakan, dari 99% kekayaan alam hanya dimiliki 1% populasi manusia, yang merupakan sistem dari kapitalisme.
Magang: Muyassaroh
Redaktur: Wulan