Lpmarena.com – UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2024 pada Selasa-Kamis (20-22/08). Namun, tahun ini Pusat Layanan Difabel (PLD) tidak diberi waktu yang cukup untuk mensosialisasikan programnya dalam rangkaian acara PBAK.
Dwi Sri Lestari, selaku staf PLD menyesalkan terkait kejadian tersebut. Pasalnya, UIN Sunan Kalijaga yang disebut-sebut sebagai kampus inklusif, justru hanya memberikan waktu dua puluh menit bagi PLD mensosialisasikan programnya kepada mahasiswa baru. Ia berharap untuk kedepannya hal ini tidak terulang.
“Awalnya pihak rektorat udah memberi kita waktu, tapi proses revisi-revisinya itu tidak ada kabar ke PLD,” ujar Dwi.
Selain itu, Mohamad Fauzan, selaku relawan PLD sangat menyayangkan karena terjadi miskomunikasi antara panitia PBAK dan PLD. Ia mengira panitia PBAK telah menyediakan waktu yang cukup bagi mereka untuk sosialisasi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Padahal menurutnya, sosialisasi ini penting disampaikan kepada mahasiswa baru. Pasalnya, jika sosialisasi PLD tidak dimasukkan ke dalam rangkaian acara, pihaknya akan merasa kesulitan untuk mendampingi teman-teman difabel karena kekurangan sumber daya manusia.
“Soalnya kalau kita nggak ada sosialisasi kita bakal kekurangan relawan dan bakal susah juga nanti buat bantu pendampingan pas masa kuliah,” ujar Fauzan.
Ahmad Salehudin, selaku ketua panitia PBAK yang berasal dari dosen menanggapi terkait perubahan susunan acara tersebut. Ia menerangkan pihaknya hanya merevisi secara teknis dan memastikan acara PBAK tidak melanggar prinsip-prinsip yang ada, seperti kekerasan dan perundungan.
Ia juga mengatakan bahwa dosen tidak mau mengintervensi mahasiswa saat pembuatan susunan acara PBAK. Menurutnya PBAK merupakan ruang bagi mahasiswa, sehingga dosen tidak perlu banyak terlibat dalam acara tersebut.
“Saya hanya revisi rundown itu misalnya, dari buku aturan itu awalnya diletakan di belakang sendiri saya minta pindahkan ke depan. Kemudian ada misalnya dari PLT salah tema ya hanya itu,” Jelasnya pada ARENA (21/08).
Sedangkan menurut Nur Azza, selaku divisi acara PBAK mengatakan, hal tersebut terjadi karena adanya miskomunikasi antara panitia PBAK dan pihak PLD. Pihaknya mengaku susunan acara telah mengalami beberapa perubahan setelah mendapat revisi dari pihak rektorat dan dosen pembimbing.
Menurutnya, setiap tahun PLD memang diberi jatah dalam acara PBAK untuk sosialisasi kepada mahasiswa baru. Namun, ia mengaku bahwa susunan acara tersebut telah disepakati bersama dosen pembimbing.
“Jadi kalau melihat dari rundown yang sudah kita buat dan itu adalah kesepakatan akhir kita ketika bersama dosen, itu memang hanya ada sosialisasi dari Pusat Layanan Terpadu (PLT),” tuturnya pada ARENA (20/08).
Lebih jauh, Fauzan menerangkan meski akhirnya PLD dapat mensosialisasikan programnya. Namun, hal itu dirasa kurang efektif karena harus mengambil sisa waktu dari sosialisasi PLT. Selain itu, waktu yang diberikan tidak cukup untuk menerangkan materi yang telah disiapkan secara keseluruhan.
Reporter Mukhamad Aldi dan Nona Nikmawaty | Redaktur Ridwan Maulana | Foto Wildan Humaidyi