Home - Sekaten, Ajang Silaturrahim

Sekaten, Ajang Silaturrahim

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Peringatan maulid nabi Muhammad SAW di UIN Suka kali ini mengahadirkan sesuatu yang berbeda. Menyungsung tema: Sekatenan; Kebangkitan Budaya dan Persatuan Islam,  diharapka acara ini dapat mempererat tali silaturahmi antar umat Islam, serta menjadi ajang pemersatu dan peleburan perbedaan roh Islam yang selama ini menjadi belenggu dan problem umat Islam di seluruh dunia.

Memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, Laboratorium Agama masjid Sunan Kalijaga UIN Suka bekerjasama dengan Rausyan Fikr Institut of Iran, mengadakan acara Maulidan dengan tema “Skatenan: Kebangkitan Budaya dan Persatuan Islam”. Acara yang berlangsung pada hari Kamis (9/02), terjadwal dari pukul 08:00-13:00 WIB bertempat di Convention Hall UIN Suka ini. Menghadirkan beberapa tokoh.

Acara Maulid kali ini tergolong unik, karena mengusung tema percampuran budaya jawa yaitu skatenan, yang diharapkan dapat menjadi tonggak awal kebangkitan budaya dan persatuan Islam. M. jadul Maula, Ketua LESBUMI NU Yogyakarta yang menjadi pembicara dalam acara ini menegaskan, masalah pengadaan acara maulidan ini hendaknya tidak lagi mempeributkan apakah ini sunah atau bid’ah. Menurutnya, ada dua cara untuk membangun karakter bangsa.

Pertama, dengan mempertahankan tradisi lama yang baik. Kedua, mengambil sesuatu yang baru yang bersifat baik. Karena acara maulid Nabi Muhammad SAW (sekaten) adalah merupakan tradisi baik sebagai ajang silaturahmi dan peleburan perbedaan,  yang tidak hanya berlaku di tanah Jawa saja, namun juga telah berkembang di seluruh penjuru Indonesia sejak zaman kerajaan.

Dalam kata sambutannya, direktur Laboratorium Agama Masjid UIN Suka, Dr. H. Waryono mengharapkan acara seperti ini dapat menyatukan perbedaan roh Islam yang selama ini sering terjadi. Sementara itu, Pembantu Rektor IV, Prof. Dr. H. Siswanto lebih menitik beratkan pada akhlak dan karakter anak bangsa yang dirasa penting untuk ditingkatkan. Sampai-sampai beliau mengusulkan agar tri dharma perguruan tinggi diganti atau ditambah menjadi caturdarma perguruan tinggi, dengan poin pertama yaitu penguatan karakter.

“Dengan keistimewaannya, islam akan menjadi petunjuk bagi manusia. Islam juga dapat memanfaatkan setiap potensi peradaban setiap bangsa yang dimasukinya, serta memberi pembenahan kepada peradaban tersebut, sehingga terbentuklah suatu peradaban Islam yang baru,” ujar yaitu oleh Dr. M. Rabbani perwakilan pihak Iran. Ia menambahkan, Saat ini umat Islam di seluruh penjuru dunia masih dianggap terbelakang dalam segala aspek, terlebih dalam bidang keilmuan.

Sebagai pembicara Dr. Bi Azar Syrazi asal Iran lebih memaparkan hambatan dari luar yang harus dihadapi umat Islam.  Orang-orang yang tidak menyukai Islam ternyata terus berusaha agar bagaimana umat Islam ini pecah. Seminar ini juga dihadiri Maulawi Ishak Madani (penasehat presiden Iran), Tabarraiyan (Deputi Internasional Majma’ Tqrib Mzdhab Islam) dan Dr. Ansarian sebagai pembicara.

Sayangnya di sela-sela acara listrik tiba-tiba mati sebanyak dua kali, sehingga membuat beberapa acara menjadi terganggu. Misalnya saja pada saat UKM Al-Mizan Tengah menampilkan kesenian sholawatan. [Januardi].