Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa se-Indonesia di Yogyakarta (IKPMDIY) selenggarakan seminar budaya daerah pada 3-5 april 2012 yang bekerjasama dengan dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (DIKPORA). Acara ini bertempat di Hotel Brongto Yogyakarta.
Hadir sebagai pemateri H. Abdul Muhaimin, anggota Dewan Kebudayaan DIY, Hajar Paramadhi, guru besar UNY, dan Siswanto, salah satu Dewan Pendidikan DIY. Acara ini juga dihadiri oleh 90 peserta Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa (IKPM) yang ada di Yogyakarta.
Dalam seminar ini dijelaskan, saat ini bangsa Indonesia telah kehilangan jati dirinya. Indonesia begitu bangga menjadi subordinasi dari imperialisme budaya bangsa lain. “Negeri besar ini memang tengah berada di tengah peradaban yang sakit. Fenomena budaya benar-benar telah menggerus nilai-nilai kesejatian dan keluhuran sebagai bangsa yang terhormat dan bermartabat. Wabah korupsi, kekerasan, atau degradasi moral merupakan persoalan besar yang ada di bangsa ini. Hal ini perlu secepatnya diberantas demi kembalinya kehormatan dan martabat bangsa,” ujar Muhaimin saat menyampaikan materinya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Paramadhi. Ia mengatakan, bangsa ini adalah bangsa yang telah kehilangan jati dirinya. Ia juga menegaskan, indikator kondisi kebudayaan yang tergerus adalah masuknya pemilik modal asing yang mempermainkan pemerintahan.
Selain itu kekuasaan yang tak terhingga dengan konsep “feodalisme baru” yang disusupi oleh pemodal asing kedalam pemerintahan dan penguasaan dengan kapitalisme global menjadi agenda liberalisme total di bidang ekonomi.
Sementara itu Siswanto berpendapat, kapitalisme sudah masuk ke dalam sistem pendidikan di Indonesia. “Pendidikan seharusnya menjadi suatu simbol kebudayaan, tapi kenyataannya saat ini pendidikan telah dijadikan industri kapitalisme,” Tutur Siswanto.
Solusi dari adanya degradasi moral bangsa dan terkontaminasinya kebudayaan akibat dari kapitalisme adalah pembangunan karakter bangsa. “Langkah yang paling dekat dengan sistem budaya yang telah terkontaminasi dengan pihak pemodal yaitu pertama, membangun pendidikan pembangunan karakter dan jati diri bangsa. Kedua, pendidikan multikultural dan pluralisme. Ketiga, pendidikan kebangsaan dan wawasan nusantara, dan keempat yaitu pendidikan berbasis budaya,” Ujar Paramadhi.[Soim]