Home BERITAKABAR JOGJA Siaga Aswaja dan Bangsa

Siaga Aswaja dan Bangsa

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

“Gerakan pemuda Ansor harus mengemban dan mengembangkan visi-misi sesuai Aswaja dan amanat bangsa,”

Hal di atas merupakan wacana yang digulirkan dalam acara pelantikan pimpinan wilayah gerakan pemuda Ansor DIY masa khidmad 2012-2016. Acara ini melantik H Fairus Ahmad sebagai pimpinan wilayah DIY yang dilantik oleh Nusron Wahid sebagai pimpinan pusat.

Acara ini dilaksanakan pukul 9.00 WIB-12.00 WIB (22/4/2012). Sebagai pijakan dalam majunya organisasi, pimpinan wilayah pemuda Ansor merefleksikan kembali ke khidmad sebagai landasan dengan perspektif Aswaja sebagai alternatif untuk melihat bangsa yang sarat akan masalah. Aswaja memiliki empat nilai yang cukup relevan yang pertama, Tawasuth yang memiliki arti independen. Gerakan Pemuda Ansor harus mememiliki sikap independen. Jika dikontektualisasikan dengan keadaan bangsa ini, ia harus rela mati dan hidup demi indenpensi sebagai pemuda.

Nilai yang kedua dari Aswaja yaitu Tasamuh yang memiliki arti toleran. Sebuah pola pikir dan sikap yang menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendak dan merasa benar sendiri, ditingkat yang lebih esensial pemuda Ansor harus menyikapi perbedaan ras, suku, adat-istiadat, dan bahasa sebagai sarat pluralisme dengan berusaha menciptakan lingkungan yang berkeadilan, keanekaragaman dan saling melengkapi.

Nilai yang ketiga yang harus diemban oleh pemuda Ansor ialah Tawazun yang memiliki arti keseimbangan untuk melakukan pola hubungan atau relasi antar individu yang jika dikontektualisasikan dengan keadaan organisasi, pemuda ansor yang satu dengan yang lain harus memiliki solidaritas.

Nilai yang terakhir dari Aswaja yang harus menjadi amanat pemuda Ansor ialah Ta’adul yang merupakan nilai universal. Dengan bentuk keadilan yang harus diselaraskan keadaan sosial yang mengatur totalitas kehidupan politik, ekonomi, budaya, pendidikan dan sebagainya.

“Masjid dan pesantren sebagai posko untuk mengembangka nilai-nilai Aswaja,” ungkap Nusron Wahid dalam mengarahkan para pemuda gerakan Ansor yang merupakan organisasi pemuda NU, ia juga mereflerksikan bangsa yang sarat akan masalah esensi seperti korupsi dan kemiskinan dan permasalahan yang lainya harus menjadi esensi bagi gerakan pemuda Ansor dalam merealisasikan bentuk perjuanganya.[Muhaimin].