“Kebutuhan pasar sangat besar, maka kita buka fakultas baru,”
Begitulah kata-kata yang dilontarkan oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Musa Asy’arie saat mengisi sambutannya dalam acara launching dan peresmian Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Untuk menjawab kebutuhan pasar, UIN membuka FEBI dengan jurusan Ekonomi Syariah (S1) dan Perbankan Syariah (S1). Fakultas ini resmi dilaunching pada Sabtu, 28 April 2012 di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga.
Hadir sebagai keynote speaker Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si., Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Ia berharap, UIN akan menjadi kiblat kewirausahaan mahasiswa. Saat ini menurutnya, UIN menjadi pusat pengembangan islamisasi ilmu (integrasi interkoneksi) dan sebentar lagi akan menjadi pusat pengembangan kewirausahaan.
Hal ini yang menurutnya, FEBI akan menjadi center of excellence dalam pembelajaran ekonomi islam. Ia mengatakan, saat ini Indonesia menganut faham neoliberal. Namun, akhir-akhir ini juga terjadi persaingan antara ekonomi kapitalis dan ekonomi islam. Munculnya bank-bank syariah di berbagai perbankan di Indonesia menjadi salah satu ciri majunya ekonomi islam. Hal ini yang diyakininya islam akan menjadi jalan tengah antara ekonomi kapitalis dan ekonomi sosialis dan menurut keyakinannya, ekonomi islam akan menjadi ekonomi berbasis kebahagiaan.
Dalam acara peresmian Fakultas ini, Musa Asy’ari mengharapkan, UIN dapat menjadi pusat pengembangan ekonomi islam. Ia memandang, ke depan peluang usaha akan sangat besar dalam sektor apapun. “Kita berharap FEBI bisa masuk di sektor riil menuju perubahan kualitatif, sehingga mempunyai peranan dalam pendidikan islam,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, proses pembentukan FEBI ini sudah sangat lama, hingga akhirnya diijinkan oleh Dirjen Kemenag dan Direktur Pendidikan Tinggi Islam. FEBI ini dibentuk karena ingin melakukan perubahan struktur ekonomi di masyarakat ke depan. “UIN harus bisa menjawab kebutuhan pasar saat ini, sehingga dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu berdaya saing tinggi,” imbuhnya.
Ia juga merasa, pembukaan fakultas baru ini tidak melanggar ajaran Al-Qur’an dan ideologi Indonesia yaitu Pancasila. “Saya rasa ini adalah cita-cita yang luhur untuk menjawab kebutuhan pasar, hal ini yang nantinya juga akan menyerap kelompok kurang mampu untuk kuliah di UIN,” tambahnya.
Launching tersebut dilanjutkan seminar dengan tema “Akselerasi Ekonomi Islam Menuju Ekonomi Mainstream”. Hadir sebagai pembicara Dr.Makhlani, IDB representatif Indonesia dan Dr. Rifki Ismal, Direktorat Perbankan Syariah BI.
Makhlani yang merupakan perwakilan dari Islamic Development Bank (IDB) menyampaikan, wajah ekonomi islam akan membawa rahmat bagi semesta alam (yaitu dengan cara langkah edukasi dan diplomasi). Munculnya perbankan syariah adalah sebagai bukti bahwa ekonomi islam sedang berjalan. Hal ini terjadi karena sebagian besar penduduk di Indonesia memeluk agama Islam. Hal ini yang perlu didorong untuk membuka fakultas ekonomi islam di berbagai perguruan tinggi islam di Indonesia.
Hal senada juga dikatakan oleh Rifki Ismal. Ia mengatakan, saat ini banyak masyarakat beralih ke bank-bank syariah. Hal itu karena budaya sosial Indonesia sejalan dengan prinsip bagi hasil. Berdasarkan hasil riset dan survey Bank Indonesia menunjukkan tingginya minat masyarakat kepada bank Syariah yang sebesar 89 %. Selain itu menurutnya, Islamic Banking berorientasi pada sektor riil, sehingga banyak diminati masyarakat.
Sementara itu, Makhlani menambahkan, hanya IDB satu-satunya yang membangun dan membantu Perguruan Tinggi. Saat ini yang sudah berhasil dibuka adalah UIN Sunan Kalijaga, UIN Syarif Hidayatullah, dan IAIN Maulana Malik Ibrahim (UIN Malang). Sebentar lagi, akan dibuka juga di berbagai tempat IAIN di Indonesia yaitu Medan, Palembang, Mataram, dan Semarang.
Menurutnya dengan adanya pembukaan FEBI di UIN melalui bantuan IDB ini akan membantu memudahkan secara politik untuk mendukung ekonomi islam. “Dalam hal ini, upaya untuk mendukung ekonomi islam secara politik menjadi semakin mudah,” ujarnya. [Anik Susiyani]