Home BERITAKABAR KAMPUSBilik Kampus Menilik Pemikiran Imam Khumaini

Menilik Pemikiran Imam Khumaini

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

(04/5) Rausyan Fikri Institute bekerja sama dengan Laboratorium Agama Masjid Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menghelat seminar dan dialog yang bertemakan “Pemikiran Imam Khumaini Untuk Peradaban dan Persatuan Dunia Islam; Spritualitas Sebagai Jendela Peradaban.” Acara yang bertempat di Convention Hall UIN Suka ini dihadiri kurang lebih 750 peserta dari berbagai kampus dan Instansi pendidikan.
Acara ini bertujuan untuk mempelajari dan menelaah pemikiran Imam Khumaini baik dari segi pemerintahan juga spritualitas kehidupannya. Pemikiran Sang Imam berdampak besar terhadap kejayaan Islam. Sehingga, melahirkan Republik Islam Iran setelah tergulingnya Rezim Pahlevi. Lalu, dibahas pula pemikiran beliau tentang konsep pemerintahan Wilayatul Faqih dalam membangun Bangsa Iran dari ketertindasan, kebodohan dan keterpurukan sebagai cermin teladan bagi ummat Islam yang lainnya.
“Mengetahui gerakan-gerakan Imam Khumaini yang berdampak terhadap kemajuan Islam di Iran dari berbagai dimensi kehidupannya sebagai pelajaran yang bisa dipetik hikmahnya,” papar Hisbullah selaku Ketua Panitia.
Lebih lanjut, acara ini diadakan untuk mengenang Imam Khumaini yang meninggal 3 Juni 2012 silam. Ayatullah Sayyid Jamaluddin Din Pawar selaku Ketua Lembaga Internasional Nahjul Balaghah adalah pembicara yang pernah berguru langsung dengan Imam Khumaini. Selain itu Dr. Mahmud Farazandeh, Duta Besar Republic Iran untuk Indonesia sebagai Key Note Speech pertama kemudian dilanjutkan oleh Sayyid Murtadha Musawi yang saat ini sedang menjabat Direktur Islamic Culture Al Huda Jakarta.
Sebagai pembuka acara Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Musa Asy’ari menyampaikan, kita dapat meneladani sosok Imam Khumaini sebagai salah satu pemikir yang mampu memberikan dampak besar terhadap peradaban Dunia Islam. Maka dari itu sebagai sebagai mahasiswa, berpikirlah sebab berpikir itu bebas dan mampu melampaui batas-batas yang orang lain tidak memikirkannya.
“Berpikirlan sebebas-bebasnya karena kebebasan berpikir itu ada namun kebebasan bertindak itulah yang tidak ada,” ungkap Musa Asy’ari.
Sama halnya seperti yang disampaikan oleh Din Pawar bahwa pemikiran Imam Khumaini tidak terbatas di lintas geografi saja melainkan tertuju kepada seluruh bangsa, Negara dan seluruh manusia dalam rangka ingin mewujudkan kesejahteraan dan keselamatan ummat Islam di dunia.

[Ifa]