Rendahnya kapabilitas dosen, akreditasi prodi yang masih stagnan, fasilitas kampus yang sangat minim, sampai pelayanan TU yang sangat tidak profesional, menunutut mahasiswa untuk tidak tinggal diam.
Kamis,(1/10) seluruh mahasiswa dan civitas akademika Fakultas Ilmu Sosial Humaniora (FISHUM) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dikejutkan oleh digemboknya tiga pintu utama fakultas, Hal ini membuat sebagian mahasiswa juga dosen tidak bisa melakukan kegiatan perkuliahan. Lama berselang, sekitar pukul 08.00, Pintu belakang FISHUM dibuka dengan cara mencongkel engsel pintu, sehingga para mahasiswa bisa masuk fakultas.
Aksi ini tenyata dilakukan oleh sekelompok mahasiswa yang menamakan dirinya sebagai Keluarga Besar Mahasiswa Fishum (KBMF). Selain menggembok pintu utama fakultas, mereka juga melakukan demonstrasi, mereka berkumpul dan menggugat karena tidak puas dengan fasilitas yang mereka dapat selama di kampus. Dan merasa bahwa FISHUM di bawah Dudung Abdurrahman dianggap gagal.
Setelah pintu utama dibuka, para demonstran yang telah siap di depan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), maju ke depan fakultas FISHUM, demonstran yang berjumlah sekitar 40 orang berdemonstrasi dengan menggunakan slayer, topeng dan tulisan-tulisan yang beisikan berbagai tuntutan. Dalam orasinya, para demonstran menuntut agar kegelisahan dan ketidak adilan yang mereka rasakan didengar dan segera ditindak tegas.
Adapun tuntutan mereka adalah meminta untuk merestrukturisasi pimpinan fakultas dan prodi, meningkatkan akreditasi, dimana saat ini prodi sosiologi dan prodi psikologi masih terakreditasi C, melakukan transparasi terhadap pengelolaan anggaran, mengusut tuntas pengelolaan dana hibah, mengharap untuk memecat dosen yang tidak berkualitas, memperluas kerja sama berbasis studi, meningkatkan fasilitas kampus, meningkatkan profesionalitas TU, dan meminta untuk menghapus presensi 75%.
Mereka merasa selama ini mereka belum puas dengan fasilitas yang diterima di fakultas, ditambah dengan matinya perpustakaan fakultas, serta system keamanan parkir yang rendah dan tidak adanya kantin sebagai wadah para mahasiswa untuk menampung hasil produksi mereka.
Dekan FISHUM, Dudung Abdurrahman, yang ditemani oleh Pembantu Dekan I, Oman Fatchurrahman dan Pembantu Dekan III, Andi Dermawan, memberikan tanggapan terhadap para demonstran dengan menyampaikan berbagai rencana dan upaya. Dudung mengungkapkan akan meningkatkan kualitas dosen,fakultas, dan juga prodi. Untuk meningkatkan kapabilitas dosen, ia telah mengupayakan berbagai cara, diantaranya adalah melakukan seminar, whorkshop, penelitian, dan juga pembinaan kepada para dosen.
Untuk akreditasi, ia menuturkan bahwa prodi sosiologi awal November ini telah siap dikirim ke BPK, sedangkan prodi psikologi masih dalam proses dan diusahakan awal tahun 2013 akan dikirim ke BPK, ia akan mempercepat tenggang akreditasi antar prodi yang idealnya adalah sekitar 1 tahun.
Untuk masalah TU, ia akan membina agar proses interaksi dan pelayanan bagi mahasiswa dapat berlangsung dengan baik, yang mahasiswa anggap bahwa selama ini TU sangat kurang dalam melayani mahasiswa. Sedangkan untuk fasilitas kampus, ia akan mengajukanya kepada PAU, dimana fasilitas kampus itu terpusat di PAU, dan untuk masalah presensi itu merupakan kewenangan Universitas.
Setelah dibacakanya berbagai rencana dan upaya tersebut, kemudian Dudung menandatangani kertas yang berisi tentang kesepakatan dan perjanjian. Aksi demo ini berlangsung dengan tertib dan diakhiri dengan menyanyikan lagu darah juang dan Indonesia raya. Karena adanya aksi demonstrasi tersebut, berbagai mata kuliah terpaksa diliburkan.
[Khusni Hajar]