LPMARENA.com “Korupsi murah meriah dan menguntungkan” ujar Aris Mundayat dalam Sarasehan Nasional Jumat (2/11) lalu di UIN Sunan Kalijga.
Acara yang bertemakan “Agama dan Korupsi dalam Tinjauan Sosiologis” ini di hadiri Nanang Parit Syam Spesialis Kerjasama KPK, Suroyo dari Dinas Pendidikan Yogyakarta dan Chumaidi Syarief Romas dosen Sosiologi Agama UIN.
Nanang Parit dalam sambutannya mengatakan besarnya negara Indonesia sama dengan 27 negara Eropa. Kekayaan alam Indonesia sama dengan gabungan kekayaan negara-negara Eropa dan Afrika. Hal ini membuat para pelaku korupsi menjadi leluasa mengeruk uang rakyat. Sementara Suroyo yang mewakili Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta berujar , “ Korupsi telah menjadi hal yang lumrah,karena kurangnya penanaman nilai yang benar tentang korupsi dikalangan pelajar.”
Chumaidi Syarief dalam sambutannya mengatakan “ Saat agama islam menjadi mayoritas disuatu negara jika dibandingkan dengan negara yang mayoritas atheis, maka dinegara islam korupsi lebih banyak. Ini disebabkan karena ajaran agama yang telah dipelajari tidak dijalankan dengan benar. Penyebab korupsi jadi budaya ada tiga: nepotisme, desakan ekonomi dan harapan balik modal oleh para politisi yang sedang menjabat.”
Aris Mundayat menambahkan ketika seorang PNS mendapat hukuman tiga tahun penjara dan uang yang dikorupsi Rp. 1 miliar rupiah, maka gaji pertahun mereka yang 45 juta dikali lima tidak mencapai setengah dari uang yang mereka korupsi. “Dengan menjadi tahanan yang baik dan patuh maka akan ada pengurangan masa tahanan. Inilah yang membuat makin maraknya korupsi di Indonesia”, imbuh ketua LSM SIDAK Yogyakarta ini.[Rahmat Efendi]