Home - Bedah Buku Antologi “Rujak Sastra”

Bedah Buku Antologi “Rujak Sastra”

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Selasa (20/11), Jurusan Sastra Inggris Fakultas Adab dan Ilmu Budaya mengadakan Bedah Antologi “Rujak Sastra” . Acara ini dilaksanakan di Pusat Bahasa ruang 308, acara ini merupakan serangkaian Pekan Budaya  Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN SUNAN KALIJAGA. Buku ini dibedah oleh Rozi Kumbara (Fakultas Bahasa dan Seni jurusan Sastra Indonesia UNY) dan Dea Anugrah (UGM), turut pula hadir editor dari buku ini, Ahmad Magfur (Fakultas Adab dan Ilmu Budaya jurusan Sastra Inggris UIN SUNAN KALIJAGA).

Ahmad Magfur sebagai pembicara pertama menceritakan tentang proses pembuatan buku ini, buku ini berisi karya-karya mahasiswa jurusan Sastra Inggris Fakultas Dakwah dan Ilmu Budaya UIN SUNAN KALIJAGA. Dia mengatakan bahwa folder buku ini (sebelum dicetak) seolah-olah bicara padanya untuk segera menerbitkannya menjadi sebuah buku. Judul “Rujak Sastra” terinspirasi dari pembicaraan para penyusun mengenai judul buku ini, ketika itu mereka sedang makan rujak sehingga buku ini diberi judul tersebut.

Dea Anugrah sebagai pembedah karya berbahasa Inggris mengatakan bahwa tema yang disajikan masih biasa-biasa saja dan struktur kalimatnya masih perlu dibenahi lagi. Puisi harus mengambil pemaknaan yang lebih dalam. Teknik dan tema penting dalam puisi, puisi adalah seni, dan seni memilki teknik tersendiri. Tugas utama puisi adalah menggetarkan hati manusia. Satu hal yang dapat membuat kita mengerti puisi dan menulis dengan lebih baik adalah membaca, membaca buku apa saja, karena wawasan yang luas diperlukan oleh seorang penyair.

Rozi Kumbara sebagai pembedah karya berbahasa Indonesia mengatakan bahwa sebagian besar puisi dalam buku ini berkutat pada masalah-masalah yang personal. Sajak yang bagus akan menghasilkan penafsiran yang berbeda pada setiap orang. Di sisi lain, puisi tidak hanya berkutat pada bahasa-bahasa yang rumit. Puisi yang bagus adalah yang mendalam dan sederhana.Tugas puisi adalah mempertajam suatu momen dengan memandang segalanya dengan cara yang baru.. Penyair tidak akan langsung masuk pada suatu peristiwa atau suasana tertentu, tapi penyair akan keluar dan mengambil jarak dari hal itu sehingga peristiwa atau masalah menjadi terlihat lebih jelas.

“Buku ini adalah awal dan kami menunggu karya-karya selanjutnya,” ujar Rozi Kumbara di akhir acara dan diiringi tepuk tangan para peserta yang mayoritas berasal dari Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Jurusan Sastra Inggris UIN SUNAN KALIJAGA.