Pagi itu, Jumat (18/01). Hawa dingin dipecah oleh sekelompok manusia yang sedang berkerumun di depan kantor Partai Nasdem wilayah Yogyakarta, mereka membawa beberapa poster berisi sejumlah tuntutan.
Mereka adalah Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Yogyakarta yang tergabung dari gerakan Rakyat Anti Kekerasan (GERAK) Yogya, Indonesia Court Monitoring (ICM), Forum LSM DIY, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Yogyakarta, Jaringan Perempuan Yogyakarta, Pusham UII, Pukat UGM, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta, dan JPP. Aksi itu mengecam pendukung partai Nasdem yang melakukan tindak kekerasan terhadap wartawan Metro TV, Luviana yang telah di PHK-sepihak.
Kasus ini berawal saat Luviana hendak menuntut kesejahteraan manajemen ruang redaksi, dan menggagas berdirinya organisasi pekerja, agar bisa menyuarakan aspirasi karyawan televisi milik Surya Paloh yang juga pendiri Partai Nasdem.
Namun sebagai balasan, Luviana malah dibebastugaskan, karena ia dianggap telah berupaya mereformasi manajemen. Dukungan dari rekan-rekan di Jakarta mulai bermunculan. Aksi solidaritas pun digelar. Mereka menuntut keadilan dan menyelesaikan kasus PHK sepihak Luviana sekaligus menyampaikan rekomendasi Komnas HAM dan Komnas Perempuan terkait kasus ini. Namun yang mereka dapatkan adalah perlakuan kasar dari anggota partai yang yang mengumandangkan gerakan perubahan ini. Mereka dikejar dan dipukuli, mobil dirusak, bahkan wartawan pun tidak diperbolehkan meliput.
Peristiwa itu menimbulkan simpati dan pembelaan oleh rekan-rekan di Yogyakarta. Kordinator aksi, Bambang Muryanto, mengatakan aksi ini merupakan bentuk solidaritas menolak tindak kekerasan yang dilakukan oleh kader Nasdem. “Pimpinan Partai Nasdem harus bertanggung jawab” katanya.
Setelah berorasi, peserta aksi mengadakan audiensi dengan pihak Nasdem di kantornya. Dalam audiensi, peserta aksi sangat menyesalkan tindakan anggota partai Nasdem yang melakukan kekerasan tersebut, padahal dirinya berharap Nasdem bisa menjadi contoh partai politik yang bagus.
Menanggapi masalah tersebut, perwakilan dari Sekretaris Dewan Pemimpin Wilayah (DPW) Partai Nasdem DIY, Suryo Putro Nugroho, menyatakan bahwa dirinya dengan tegas juga menolak kekerasan. Mereka akan klarifikasi masalah tersebut dengan pusat dan menindak oknum yang terlibat. “Kami akan menindak tegas siapapun yang melakukan kekerasan. Namun untuk kasus Luviana, kami tidak berani memberi statment karena Metro TV bukan milik Nasdem” ujar Suryo mengklarifikasi.
Peserta Aksi berharap Partai Nasdem dapat menjadi partai yang benar-benar partai yang mendorong anti kekerasan dan membuktikan slogannya, yaitu Restorasi Indonesia.[Lugas Sabarkan]