Home - Tantangan Pustakawan Hari Ini

Tantangan Pustakawan Hari Ini

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

 

Mayoritas masyarakat masih memandang sebelah mata profesi pustakawan, padahal profesi pustakawan sangat prospek mengingat minimnya pustakawan yang ada. Perlu adanya sebuah strategi untuk mengemas pustakawan secara berbeda agar menumbuhkan daya tarik tersendiri. Hal ini disampampaikan oleh Yuniwati Yuventina, Dosen sekaligus kordinator Jasa Properti Jawa Tengah pada acara diskusi ‘Pustakawan Tidak Harus PNS’, di Convention Hall Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (05/03), kemarin.

Pernyataan Yuwinati ini di tanggapi oleh Labibah, dosen Prodi Perpustakaan dan Informasi  (PII) UIN Suka bahwa yang harus dilakukan pustakawan saat ini adalah memperbaiki kualitas diri agar pustakawan dihargai. Bahkan perlu di tanamkan bahwa pustakawan bukan hanya penjaga buku tapi pustakawan harus menjadi solusi bagi masyarakat.

Selain diskusi, acara yang di gelar oleh Prodi PII UIN Suka ini, juga melaunching film yang berjudul Paska Cetak karya M. Fuad Asrori yang terinspirasi dari naskah yang ditulis oleh Labibah.

Fuad menjelaskan dalam judul itu tersirat pesan agar buku-buku yang telah dicetak dapat dijaga oleh pustakawan bisa sampai ke tangan masyarakat. “Film ini diberi judul Paska Cetak karena diharapkan buku-buku yang telah dicetak tidak berhenti dirak buku, namun bisa diurus oleh putakawan agar sampai ke tangan masyarakat,” terang Fuad ketika menjawab salah satu pertanyaan dari peserta.

Sementara itu, acara  diskusi dan launching film ini merupakan serangkaian kuliah umum prodi PII UIN Suka. Yusuf, ketua panitia menjelaskan penggabungan diskusi dan launching film ini merupakan inisatif dan trobosan dalam pengenalan pustakawan secara berbeda. “Selama ini kuliah umum yang ada hanya mencatat, mendengarkan, dan tanya jawab yang terkesan membosankan. Maka dari itu kami mempunyai inisiatif menggabungkan kuliah umum itu dengan launching film agar memiliki nuansa yang berbeda,” terang Yusuf dengan senyumnya yang mengembang. [Usman Hadi]

editor: Taufiqurrahman