Home - Pelajaran dari El Comandante Chavez

Pelajaran dari El Comandante Chavez

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

“Sudah saatnya Indonesia harus memikirkan bagaimana lepas dari barat, neolib dan rezim kapitalis.”
Itulah penggalan kata reflektif Riza Nur Arfani, pemateri dalam diskusi Dwi-Reboan yang bertema “Chavez, Sosialisme Amerika Latin, dan Kita” di Pendopo LKiS, Yogyakarta, Rabu, (13/03).

Bagi aktivis Sociedad Indonesia Para America Latina, Hugo Chavez dinilai berhasil menampilkan sistem ekonomi politik alternatif di luar kapitalisme Amerika Serikat. Chavez, masih kata Riza, tak menerapkan sosialisme lama yang sering ditempuh dengan jalan revolusi, tapi dengan jalur prosedural demokrasi parlementariat. “Ini terlihat dengan bagaimana Chavez terpilih sebagai presiden berkali-kali secara demokratis dengan dukungan Partai Sosialis Bersatu Venezuela (PSUV),” tuturnya.

Kepemimpinan Chavez selama jadi presiden Venezuela (1999-2013) sangat memukau dunia. Terutama dalam menasionalisasi industri-industri penting, seperti industri perminyakan (PDVSA), meningkatkan anggaran kesehatan dan pendidikan, memberikan rumah-rumah gratis kepada rakyat miskin, serta berhasil mengurangi kemiskinan secara drastis.

Selain itu, Chavez adalah presiden yang sangat dekat dengan rakyatnya. Ia melakukan pendidikan politik secara langsung pada akar rumput. “Ia sering langsung terjun menemui rakyat di perkampungan, dan menguji mereka dengan menanyai pasal-pasal dalam Undang-Undang tentang hak-hak mereka,” ungkap dosen Fisipol UGM ini.

Bagi Riza, Chavezlah yang punya andil besar dalam merebaknya gelombang merah jambu (pink tide) sosialis di seluruh Amerika Latin. Ia juga mencontohkan bagaimana pemimpin-pemimpin seperti Evo Moralez (Bolivia), Lula Da Silva (Brazil), dan banyak pemimpin Amerika Latin lainnya, turut dipengaruhi sepak terjang Chavez. Sehingga, Amerika Latin saat ini mampu membendung hegemoni kapitalis Amerika Serikat.

Dari diskusi tersebut, Riza berharap Indonesia bisa mengambil jalan alternatif setelah kapitalisme mulai keropos. Seperti jalan yang kini sedang dipraktikkan di Amerika Latin. Hasta La Victoria Siempre!. [Ahmad Taufiq].

Editor: Taufiqurrahman