Home BERITAKABAR KAMPUS Bukan Pencurian, tapi Tertukar

Bukan Pencurian, tapi Tertukar

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Maryatul Qibtiyah sudah menduga-duga saat ia di telephone oleh salah satu satpam UIN Suka pada Kamis Pagi (04/4). “Mbak, bisa ke kantor satpam pusat sekarang,” tuturnya lewat telephone. Tanpa pikir panjang, Qibti langsung menuju kantor satpam pusat yang berada tepat di selatan Laboratorium Agama UIN Suka.

Disana ia  sudah dinanti beberapa satpam dan lelaki. “Apa ini ada hubungannya dengan dengan motor saya, ya,” pikir mahasiswa Ushuluddin tersebut cemas. Sambil memperhatikan kiri kanan suasana pagi itu,  ia terperangah dengan motor Supra Fit S 3825 HM yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Sejak saat itu, kegelisahan Qibti terjawab atas kehilangan motornya kemarin malam (03/4). Rajul itulah nama mahasiswa Ilmu Hukum, fakultas Syariah dan Hukum yang kemarin malam tidak sengaja menukar motonya dengan motor Qibti di parkiran Sudent Center UIN Suka. “Malam itu sehabis rapat Pusat Studi dan Konsultasi Hukum (PSKH), saya tergesa-gesa akan rapat lagi di daerah Gembira Loka. Saya disuruh bawa motor teman. Motornya supra,” kata Rajul sebagaimana diceritakan kembali oleh Satpam SC.

“Memang pas menancapkan kontaknya, agak terasa sulit, tapi itu cuma sebentar dan ternyata bisa. Ya, waktu itu saya dak ada perasaaan salah motor sama sekali,” tambahnya.

Rojul baru sadar kalau dia salah motor setelah ia di kasih tahu oleh temannya. “Pagi itu, teman saya bilang bahwa ia dapat informasi ada berita kehilangan motor di SC dari website yang mengatakan bahwa semalam ada mahasiswa UIN yang kehilangan motor Supra Fit bernomor polisi S 3825 HM . Dan saya tanyakan kembali ke satpam UIN, ternyata benar,” ujar mahasiswa yang juga aktif di PSKH tersebut.

Yang menjadi keganjilan adalah motor yang tertukar bukan setipe. “Motor Qibti adalah Supra fit sementara motor yang di tinggal adalah Supra X, hal ini dikarenakan bukan miliknya sendiri,” kata Satpam yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, Rojul meminta maaf, menyesali keteledorannya dan berdamai kepada Qibti. Agar masalah ini cepet selesai, pihak pelapor (Qibti, red) segera melapor dan mencabut surat laporannya semalam bersama Satpam dan Rajul di Polsek, Depok Sleman Yogyakarta, Kamis Pagi (04/4).

Atas kejadian tersebut, Qibti berharap kepada seluruh mahasiswa UIN Suka untuk teliti ketika meminjam maupun meminjamkan motor. Jangan sampai kejadian ini terulang lagi, terutama di SC. “agar lebih aman,  saya akan mengganti tempat kontak motor dengan yang baru,”  ungkapnya, saat di temui disaat-saat kesibukannya. [Taufiq]

Editor: Taufiqurrahman