Home - Kampus Rakyat, Kampus Perlawanan

Kampus Rakyat, Kampus Perlawanan

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Pertahankan UIN Suka Sebagai kampus rakyat, kampus perlawanan. Begitulah pernyataan Abdul Khalid dalam acara talk show ‘Menyambut Pemilwa’ yang diadakan oleh Suka TV UIN Suka di Taman Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Kamis (25/04).

“Saya telah membuat gerakan-gerakan di UIN, salah satunya waktu itu saya ingin menyelamatkan tiga mahasiswa yang tidak mampu regestrasi. Kemudian saya membawanya ke rektor, tapi sampai beberapa kali dilempar ke PR3 dan PR2, akhirnya tetap gagal. Makanya pas wisuda kami melakukan aksi,” ungkap mantap Ketua Dema UIN Suka 2011/2013.

Indah Fajar Rosalina, pembicara kedua mengomentari eksistensi kepemimpinan Dema selama ini. ‘saya apresiasi terhadap gerak Dema UIN Suka dalam kancah didunia luar (luar UIN, red), yang telah membentuk gerakan jalanan, forum DIY dan sumbangan terbesarnya adalah demo penolakan aksi kenaikan BBM di pertigaan UIN Suka beberapa bulan lalu,’ ujarnya.

“Namun, dalam tingkatan intern UIN Suka, Dema masih minim mengadvokasi kepentingan mahasiswa secara umum, tak salah jika banyak mahasiswa UIN yang tidak mengetahui ketua Dema-nya apalagi perannya,” terang mahasiswa yang juga aktif di Lembaga Pers Mahasiswa ARENA UIN Suka.

Banyaknya mahasiswa yang tidak mengetahui ketua Dema UIN Suka, terutama mahasiswa baru merupakan dasar program  Student Corner produksi dalam rangka roadshow 2nd Anniversary UIN Todays. “Selain itu, juga karena bertepatan dengan momen pemilwa, agar lebih aktual,” jelas Rendy Iswandiono, ketua program acara tersebut.

Kisruh Pemilwa

“Tujuan utama acara ini adalah untuk menginformasikan kepada civitas akademika UIN, bahwa sebentar lagi akan ada pelaksanaan pemilwa, yakni salah satunya adalah memilih ketua Dema” jelas mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam 2012 tersebut.

Alasan inilah yang mendorong  Rendy dan Crew Suka TV dalam  pemilihan tema pada program UIN today kali ini. “Selama ini, setelah saya browsing-browsing di google, terjadi banyak kekerasan pada pemilwa. Pemilwa kok kayak brobok banget sih,” terangnya.

Sampai saat ini pelaksanaan proses pemilwa di UIN Suka mengalami pro-kontra di tataran mahasiswa.  Kekisruhan telah terjadi pasca terbentuknya Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM). Terakhir, adalah aksi Aliansi Partai Mahasiswa untuk Perubahan yang menolak dan meminta menguji Surat Kuasa KPUM yang telah di tandatangani oleh Rektor UIN Suka, Musa Asy’ari (22/04). Karena dinilai sebagai keputusan sepihak.

Menanggapi hal tersebut, Handini, perwakilan dari KPUM yang juga turut menjadi pembicara talk Show UIN Todays mengungkapkan semenjak dilantik pada 18 Maret 2013, KPUM mulai berjalan sejak 15 April 2013, dan dengan mengantongi SK Rektor No 52, KPUM akan tetap mengikuti daftar agenda pemilwa yang telah di tetapkan. “Kami bertugas mensukseskan dan memujudkan pemilwa kali ini yang bebas,  independen, tranparan, jujur dan adil,” ungkapnya. [Taufiq].

Editor: Taufiqurrahman