Aspirasi Pembaca:
Bertepatan dengan hari buruh internasional (01/05), mahasiswa bidikmisi UIN Suka menggelar audiensi dengan petinggi kampus. Audiensi ini merupakan salah satu hal yang diagendakan dari hasil pertemuan mahasiswa bidikmisi pada jum’at dan ahad lalu. Sebagai upaya untuk memperjelas status mahasiswa bidikmisi di UIN Suka, audiensi ini digelar secara tertutup di Gedung Rektorat Lt.2 hari ini jam 15.00 WIB. Sekitar 15 mahasiswa yang terdiri dari perwakilan angkatan 2010, 2011, dan 2013 hadir dan berdialog secara langsung dengan Wakil Rektor (WR) I, WR II, Kepala Bagian (Kabag) Kemahasiswaan, Kepala Biro Administrasi dan Akademik Kemahasiswaan (AAK), dan Bagian Keuaangan UIN Suka.
Suasana cemas, senang, risau dan sebagainya bercampur baur menyelimuti sejumlah mahasiswa yang duduk di ruang rapat tersebut. Memang, hari ini adalah hari pertama di tahun 2013 bagi mereka bertatap muka langsung dalam acara audiensi dengan petinggi kampus guna membahas soal bidikmisi. Awalnya, surat permohonan audiensi ditujukan kepada Rektor. Namun, yang hadir hanya segenap WR dan Kabag Kemahasiswaan serta bagian administrasi kampus. “Walaupun tak jadi bertatap muka dengan Rektor, tak mengapa yang penting ada informasi yang bisa didapatkan dari audiensi ini,” kata seorang perwakilan dari angkatan 2010 dengan senyum sumringah.
Peniadaan PR III yang berimbas hilangnya sosok ‘bapak’ bagi mahasiswa bidikmisi akhirnya secara sah tergantikan. Dalam pertemuan sore ini, salah seorang perwakilan mahasiswa angkatan 2010 menanyakan persoalan tersebut. Dengan cukup santai Bapak Kabag Kemahasiswaan memberi jawaban bahwa WR I dan II, Kabag Kemahasiswaan, serta Kepala Biro AAK siap untuk menjadi Bapak/Ibu bagi mahasiswa bidikmisi UIN Suka. Seiring dengan hal tersebut, beliau berpesan kepada mahasiswa bidikmisi untuk tidak perlu resah dan gelisah dengan statusnya sebagai mahasiswa pilihan meski dengan segudang permasalahan terkait dana dari pemerintah.
Terkait segala persoalan dapat dipecahkan secara bersama. “Pihak kampus bahkan sebelum mendengar keluhan mahasiswa telah mengirim surat kepada Diktis Kemenag terkait kejelasan beasiswa”, tambah Kepala Biro AAK. Menurutnya, telah terjadi mis-komunikasi antara Kemenag dan Kemendikbud dalam pelimpahan pengelolaan beasiswa bidikmisi. Sedangkan masalah anggaran yang masih dibintangi DPR adalah murni kecelakaan sistem keuangan di negeri ini. “Sebagai mahasiswa pilihan, yang terpenting bagi mahasiswa bidikmisi adalah terus berprestasi,” lanjutnya sebelum kemudian mengakhiri perbincangan dalam audiensi sore ini. Semoga apa yang diusahakan para penanggungjawab dan mahasiswa bidikmisi UIN Suka mampu menyelesaikan segala problematika yang dihadapi. [el-Qie, Mahasiswa UIN Suka, Penerima Bidik Misi 2010*],
*Data Diri Penulis Ada di Redaksi