Home BERITAKABAR JOGJA Teater Teh UGM, Road to UIN

Teater Teh UGM, Road to UIN

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Jumat(10/05) malam, Teater Teh yang berasal dari Universitas Gajah Mada(UGM) melakukan pementasan teater di Gelanggang Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara yang dimulai pukul 18.30 WIB tersebut merupakan hasil kerjasama beberapa sanggar teater di Yogyakarta yang meliputi: Teater Teh UGM, HMJ teater ISI Iogyakata, teater Lilin UNY dan teater Eska UIN Yogyakarta.

Pementasan di UIN sendiri merupakan rangkaian kedua dari total tiga rangkaian, yang semuanya akan diselenggarakan pada bulan ini di beberapa kampus yang berbeda. Dalam agenda road to campus kali ini, mereka mengusung tema “Istimewanita Balada Sumirah”

Pementasan tersebut menceritakan perjalanan hidup seorang perempuan yang bernama Sumarah. Ia merupakan seorang warga negara Indonesia yang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Malaysia. Ia terpaksa menjadi TKW karena ia ingin memperbaiki tingkat perekonomian keluarganya. Namun yang di terimanya hanyalah penyiksaan dari seorang majikan.

Sumarah seorang yang sangat hebat karena berani menjadi manusia di bawah manusia. Itu kata-kata yang tepat untuk beliau. Oleh kejaksaan negeri Malaysia, Sumarah ditetapkan sebagai terdakwa dengan tuduhan membunuh seorang majikan.

Dalam persidangan Sumirah mengatakan ”Selama menjadi pembantu diharuskan tidak berbicara, karena berbicara adalah bencana bagi seorang budak seperti saya”. Ijazah yang ia miliki dari SD, SMP dan SMA dengan predikat Nem terbaik, tidak menghantarkan pada harapan kehidupan yang lebih baik.

Selama bertahun-tahun ia bekerja di rumah majikan yang sangat biadab, disiksa sudah menjadi hal yang biasa, bahkan yang lebih parah seorang majikannya telah memperkosanya. Hal itu yang masih membawa luka di hati sumarah.

Bahkan dalam suatu peristiwa, Sumarah mengalami suatu kecelakaan yang menyebabkan tangannya patah. Namun tanpa hormat, si majikan dengan sangat mudahnya memberhentikan kerja. Tanpa diberi pesangon dan uang gaji yang seharusnya menjadi hak beliau selama bekerja selama satu. Karena itu, dengan pisau dapur Sumarah menusuk perut majikannya.

Pementasan tersebut berlangsung hingga pukul 10.30 WIB, dan ditutup oleh musikalisasi perpaduan musik melayu dengan musik jawa.(Dedik Dwi Prihatmoko)

Editor : Folly Akbar