Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta Divisi Perempuan mengadakan diskusi tentang Jurnalisme Berprespektif Gender.
SENIN (20/5) Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta (AJIYO) mengadakan diskusi bersama di Kantor AJIYO jalan Panembahan Senopati Kota Yogyakarta. Acara yang dimulai pada pukul 19.00 hingga 22.00 tersebut merupakan agenda bulanan lanjutan dari agenda Hari Kartini dengan Tempo beberapa waktu lalu. Acara yang bertema “Jurnalisme Berprespektif Gender” ini diwadahi oleh AJIYO Divisi Perempuan.
Sekitar 20 orang hadir dalam diskusi tersebut, diantaranya Sunu selaku Kabiro Tempo Jateng DIY, Hendrawan Kabiro TVONE Yogyakarta dan Fajar Junaidi Dosen Fisipol UMY, UII, UIN dan Atmajaya. Turut hadir juga, Kiki anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Yogyakarta, Niken Anggrek Wulan perwakilan LSM Rifka Anisa dan beberapa perwakilan Lembaga Pers Mahasiswa.
Fajar mengatakan bahwa jurnalis sekarang agak melupakan dan tidak sensitif dengan bias gender. “Salah satu koran menampilkan Ahmad Fatanah tersenyum dan Vitalia Sesha menunduk. Itu menyatakan kekuatan dan kekuasaan laki-laki terhadap wanita”,ujarnya.
Hal tersebut diamini Kiki, dalam pemaparanya dia mengatakan bahwa “Kasus Fatanah menjadikan wanita sebagai objek bahkan menjadi penyebab Fatanah melakukan korupsi. Padahal bukan seperti itu”, tambanhya lagi.
Lebih jauh lagi, Hendrawan menambahkan jika wanita yang melakukan kesalahan maka stigma dan sanksi moral yang diberikan jauh lebih berat. “Seperti Angie yang dicap lebih jelek daripada Irjen Djoko Susilo yang sama-sama melakukan korupsi, padahal Djoko Susilo lebih banyak korupnya” katanya. [Rahmat Efendi, Jarkominfo]
Editor : Folly Akbar