Home CATATAN KAKI Kehendak Berkuasa

Kehendak Berkuasa

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Apakah kebenaran itu? Kebenaran adalah engkau sendiri. Kebenaran adalah kehendakmu, sabda Zarathustra.

Kebenaran hanyalah konsep. Suatu konsep atas keberadaan dunia yang ditafsir manusia. Menjalani kehidupan adalah menyelami dan mengalirkan kebenaran itu sendiri. Segala kebenaran akan runtuh ketika manusia tak menggunakannya dalam kehendak dan aktivitasnya.

Kenapa harus “kebenaran”? sebab manusia dalam hidup membutuhkan instrument. Demi menetapkan langkah, menjalani dan melindungi diri atas penderitaan. Segala keinginan dan harapan harus diwujudkan. Dari sini muncullah segala kehendak lain untuk lebih berkuasa, merengkuh segala keinginan demi kehidupan.

Terlepas dari semua perbedaan faham dan aliran “kebenaran”. Apa yang kita yakini dan sesuai dengan tujuan kehidupanlah yang menetapkan kita atas rel kehidupan yang dijalani. Begitu juga aku, engkau, dia dan mereka.

Menyimak Pemilwa kali ini, mereka yang protes, yang diam ataupun yang tetap berjalan tentu mempunyai “kebenaran” masing-masing.  Terlepas dari pandangan pihak yang menyangsikan bahkan menolak “kebenaran” selainnya.

Kelompok “samping” yang beraliansi dan terus menyuarakan protes dalam bentuk audiensi hingga demo tentu punya kebenarannya, sesuai dengan kehendak dan eksistensinya pada Pemilwa.  Berlandas atas kebenaran yang diyakini keringat dan darah tak ragu dikucurkan, segala halang-rintang terasa ringan diterjang.

Begitu juga kelompok “tengah” yang menyelenggarakan Pemilwa. sebagai pihak yang mengakomodir Pemilwa  tentu ia berkewajiban untuk menjalinkan komunikasi seluruh elemen terkait Pemilwa. Sebagaimana surat ketetapan pembentukan yang memandatkan seluruh kepercayaan mahasiswa untuk mensukseskan jalannya  Pemilwa.

Tak kalah langkah, kelompok “sebelah” juga telah mendaftarkan dua partai peserta Pemilwa dengan para capres-cawapres yang diusung. Baliho hingga stiker telah dipajang pada segenap sudut kampus, para calon pun telah aktif menjaring suara. Ditengah silang-sengkarut keadaan,  mereka tetap kukuh dengan tujuan.

Semua pihak terus bergerak, dengan masing-masing keyakinan dan konsep kebenaran yang diyakininya. Tak ada yang salah, jika mendasarkan “kebenaran” yang dikonsepkan Nietszche. Tapi, kebenaran hanyalah konsep yang cair, searah sejalan dengan kehendak.

Sebagai manusia dan mahasiswa sekaligus, tentu kita (terutama penulis) mengharapkan kemaslakhatan dan kesejahteraan bersama. Dalam penyelengaraan Pemilwa diharapkan seluruh pihak bekerja sama demi kepentingan seluruh mahasiswa UIN Sunan Kalijaga.

Tak kunjung selesainya konflik antar kelompok mahasiswa dalam Pemilwa ini hendaknya sesegera mungkin diselesaikan. Jangan sampai karena berbedanya konsep “ kebenaran” yang diyakini malah menumpahkan darah yang semestinya tak tumpah.

Jika konsep “kebenaran” adalah pangkal masalahnya, baiknya dibentuk konsep baru yang selaras dengan kehendak  bersama. Karena tujuannya saya yakin sama, kesejahteraan mahasiswa. Jangan lupa, kebenaran hanyalah kehendak untuk berkuasa, kata Nietszche.@jamaludin_ahmd