Seluruh civitas akademika UIN Sunan Kalijaga mengharapkan pemilwa kali ini berjalan damai. Mulai dari mahasiswa, dosen, pejabat kampus hingga karyawan. Mereka tidak ingin kekerasan seperti pada pemilwa sebelumnya terjadi lagi. Sejak 2005 sampai 2011, pemilwa selalu menghadirkan konflik kekerasan.
Seperti yang dikatakan Rahmat Hidayat, mahasiswa Fakultas Syariah. Dia sangat mendukung pelaksanaan pemilwa yang damai. Hal tersebut diamini Hanif, mahasiswa Prodi Perbandingan Agama Fakultas Ushuludin yang berharap pemilwa tahun ini tidak ada lagi anarkisme. “Usahakan damai pemilwa yang sekarang”, ujarnya.
Hal yang sama tidak hanya disampaikan mahasiswa, Abdul Razak selaku dosen Ilmu Komunikasi. “saya sangat setuju bila pemilwa berjalan damai”, imbuhnya.
Mereka mendukung aksi yang dilakukan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Arena (LPM ARENA) dengan membubuhkan tanda tangan diatas kain putih, Selasa (28/5). Aksi kali ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap carut marut yang terjadi di pemilwa.
Ada tiga tuntutan dalam aksi tersebut. Pertama, mengutuk segala bentuk perilaku dan budaya anarki mahasiswa dalam pemilwa. Kedua, menuntut rektorat untuk menyeret pihak-pihak yang bertikai ke meja perundingan. Ketiga, bentuk student government yang demokratis.
Aksi yang dilakukan oleh sekitar dua puluh orang ini ditanggapi antusis oleh masyarakat kampus. Terlihat dengan banyaknya tanda tangan yang dibubuhkan.
Aksi dimulai dari orasi dan pembubuhan tanda tangan di fakultas syariah. Massa aksi terus bergerak ke Fakulltas Soshum, Adab, Dakwah dan Ushuluddin. Akhirnya massa berhenti di kantor rektorat guna beraudiensi dengan pihak rektorat.(Rahmat Efendi)
Editor: Folly Akbar