Pemerintah saat ini perlu mencontoh Sunan Kalijaga
lpmarena.com, Bukan tidak mungkin menyatukan Islam, seni, budaya dan dunia akademik. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jam’iyyah al-Qurra’ wa al-Huffazh (JQH) al-Mizan bekerjasama dengan Majlis al-Ukhiwwah Litta’lim wal Mudzakaroh Yogyakarta dan Laboratorium Agama Masjid UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta lewat acara Isro’ Mi’roj pada Rabu malam (12/6).
Lewat Herman Sinung Jautama, budayawan Yogyakarta dan Mbah Barit Asal Solo, pelaku sejarah empat masa yang hadir memberikan ceramah kebudayaan pada acara ini, pembahasan tentang simbol-simbol kejawen yang sebenarnya merupakan simbol keagamaan dibahas secara tuntas. Tak hanya itu, relasi antara bershalawat, kearifat lokal, dan Islam sebagai agama pembawa rahmat bagi sesama juga diungkap dengan jelas.
“Meskipun Islam, orang Jawa tidak merasa benar sendiri. Orang Jawa membawa rahmat ke seluruh dunia. Karena semua orang, apapun agamanya berhak kecipratan rahmatipun gusti Allah (kasih saying-Nya Allah, red.),” tutur Herman di tengah-tengah ratusan hadirin yang menyesaki halaman Laboratorium Agama Masjid UIN Sunan Kalijaga.
Lewat “Kalijaga Adeg Negoro Ngemong Kawulo”, tema yang diangkat dalam acara ini, pihak penyelenggara ingin menyampaikan bahwa pemerintah yang baik adalah seperti Sunan Kalijaga.
“Filosofi tema itu adalah kami ingin mengatakan bahwa pemerintah yang baik itu ya seperti Sunan Kalijaga. Selain dia seorang agamawan, dia juga bisa jadi seorang sultan, budayawan,” ujar Milul Hana, salah satu panitia penyelenggara acara yang sarat dengan unsur-unsur kejawaan ini kepada Arena. [Noer Hasanatul Hafshaniyah]
Editor : Folly Akbar