Home - Revitalisasi Nasionalisme di Tubuh Indonesia

Revitalisasi Nasionalisme di Tubuh Indonesia

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email


lpmarena.com, Kemarin, Kamis (04/07) DEMA (dewan eksekutif mahasiswa) menggelar dialog kebangsaan dengan tema Revitalisasi Kesadaran Nasionalisme untuk Mempertahankan NKRI dalam Student Government. Acara tersebut dalam rangka pelantikan SEMA (Senat Mahasiswa) dan DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) UIN Sunan Kalijaga periode 2013-2014 yang bertempat di Convention Hall lantai 1.

“Sekarang ini hampir setiap hari warga masyarakat gontok-gontokan dan kerusuhan di mana-mana. Itu menjadi satu bukti bahwa nasionalisme di dada masyarakat Indonesia mulai hilang,” demikian kalimat pembuka yang disampaikan Aulia Reza Bastian, narasumber pertama pada dialog kebangsaan ini.

Menurutnya, ada tiga hal yang menyebabkan rasa nasionalisme bangsa Indonesia menurun. Pertama, dunia seolah tanpa batas. Karena kehadiran internet, pemuda kita mulai sibuk dengan dunianya masing-masing. Kedua, setelah terbukanya kran reformasi (pasca orba, red.), simbol-simbol Negara mulai dihancurkan. Misalnya bendera merah putih dengan leluasa bisa dibakar di jalanan. Ketiga, determinisme kebijakan nasional.

Narasumber kedua, Yuni Satyawijayati yang saat ini menjabat sebagai wakil bupati Kabupaten Sleman banyak menyoroti masalah-masalah diskriminasi terhadap masyarakat tertentu di Indonesia. Misalnya pandangan sebelah mata pada warga pendatang dari Indonesia timur di Yogyakarta.

Selanjutnya, Jumhur Hidayat dari BNPPTKI (Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) mengaitkan antara nasionalisme dan tenaga kerja. “Nasionalisme sejatinya adalah kemandirian bangsa,” tandasnya. [Nurul Ilmi]

Editor: Noer Hasanatul Hafshaniyah