Oleh : Zaini Kurniawan*)
Celah tinta setitik mencair di dalam kegelapan.
Seakan-akan terbias oleh kemunafikan.
Tak terlihat.
Tak terdengar.
Seperti binatang tak berupa.
Dengarlah wahai penguasa.
Tetesan darah yang keluar dari jerit tangis ciptaan tak berdaya.
Menggenggam sejuta impian imajinasi kosong.
Membuat goresan luka di dada.
Dengarlah wahai penguasa.
Hiduplah sebagai orang bijak.
Tentukan jalan dengan domino.
Janganlah hidup bagaikan joker yang melindas tanpa ampun.
Rintihan ini kan selalu menggema dalam alunan udara.
Sampai nafsu harta tidak lagi menjadi juara.
Sampai nafsu kekuasaan tidak lagi menjadi agenda.
*) Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUKA