Home - Pembekalan KKN Usai, Proker Masih Gamang

Pembekalan KKN Usai, Proker Masih Gamang

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

2436 mahasiswa akan melakukan KKN mulai 16 juli mendatang.

lpmarena.com, Pembekalan para calon peserta KKN angkatan 80 dengan tema KKN “Integrasi-Interkoneksi Tematik Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) Berbasis Masjid”, usai pada Jum’at (13/7). Pembekalan KKN ini berlangsung selama empat hari, yaitu sejak Selasa (8/7) hingga Jum’at (12/7) di berbagai ruang teatrikal fakultas UIN Sunan Kalijaga.

Berbagai materi telah disamapikan oleh pihak LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat) maupun pihak Pemda serta KUA. Mulai dari kebijakan rektor tentang KKN integrasi-interkoneksi tematik Posdaya basis masjid, filosofi KKN integrasi-interkoneksi tematik posdaya berbasis masjid, strategi pembentukan dan pengembangan  KKN integrasi-interkoneksi tematik Posdaya berbasis masjid, kebijakan pengembangan potensi wilayah tingkat kota dan kecamatan, serta kondisi sosial keagamaan di setiap pos.

Berdasarkan apa yang tertera dalam buku pedoman KKN integrasi-interkoneksi tematik Posdaya berbasis masjid, pembekalan ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan sosial kemasyarakatan kepada calon peserta KKN mengenai problematika, pendekatan, dan pemecahannya. Selain itu, juga untuk menciptakan kondisi siap mental, fisik dan konsepsional bagi calon peserta KKN untuk terjun ke lapangan melaksanakan tugas-tugas KKN.

Namun berbagai tujuan pembekalan KKN itu nampaknya belum sepenuhnya dapat terealisasi. Hal ini salah satunya terlihat dari kebingungan Lasthi Ardhina dalam membuat program kerja (Proker) KKN nanti. “Sebenarnya masih ngambang. Ngambangnya dalam materi bikin Proker,” ungkap salah satu calon peserta KKN yang akrab disapa Lasti ini kemarin, Sabtu (13/7).

Pihaknya mengaku kebingungan tersebut disebabkan karena belum melakukan survei. Dia juga menuturkan berbagai persoalan seputar sasaran KKN yang ia rasa belum jelas. “KKN kita kan temanya Posdaya berbasis masjid. Bagaimana dengan yang non Islam? Sedangkan di tempat KKN banyak yang non Islam. Atau memang KKN ini sasarannya hanya masyarakat muslim!”, ujarnya saat ditemui Arena di Laboratorium Agama Masjid UIN Suka.

Mahasiswa jurusan Tafsir Hadits ini juga mengaku bahwa salah satu temannya yang melakukan survei ke lokasi KKN di Gunung Kidul disambut dengan ketidaktahuan pihak Dukuh setempat bahwa di lokasi tersebut akan dijadikan lokasi KKN.

Berbeda dengan apa yang disampaikan Lasti, Nur Maulida, salah satu calon peserta KKN dari jurusan yang sama mengungkapkan, setelah mengikuti pembekalan pihaknya cukup memperoleh wawasan tentang bagaimana mengembangkan masjid tidak hanya untuk tempat ibadah, tapi juga menjadi pusat kegiatan-kegiatan lainnya. Namun dia juga mengaku, hingga ditemui Arena pada Jum’at (12/7), dia belum memiliki gambaran seputar Proker yang akan dijalankan. Sebab ia beserta kelompok baru akan melakukan survei kemarin, Sabtu (13/7).

Sementara itu, Maksudin merasa optimis akan efektifitas pelaksanaan pembekalan KKN kali ini. “Berdasarkan pengalaman angkatan 77 atau 2012, mahasiswa berhasil membentuk Posdaya baru. Meskipun embrionya sudah ada di masyarakat, tapi itu disinergikan dengan delapan prinsip keluarga,” tandasnya. [Noer Hasanatul Hafshaniyah]

 

Editor : Folly Akbar