lpmarena.com, Sabtu (20/07) HTI (Hisbut Tahrir Indonesia) menyelenggarakan seminar bertajuk Telaah Demokrasi di Negeri-Negeri Muslim dan Perubahan Islam di Teatrikal Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dalam pandangan Suswanta, dosen politik UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta), umat Islam hari ini mulai terpinggirkan. Ketika negara-negara Islam seperti Palestina, Suriah dan Rohingya diserang oleh orang-orang kafir (Amerika, red.), negara-negara tetangga yang penduduknya mayoritas muslim tak bisa berbuat apa-apa. “Padahal seharusnya umat Islam menjadi pemimpin peradaban atau khairo ummah”, tandasnya
Lebih lanjut, ia mengatakan demokrasi adalah akibat dari ideologi kapitalis dan ideologi sekularisme. Beberapa ideologi sekularisme yang dipaparkan misalnya, ibadah tidak jadi landasan dalam bekerja, tidak ada jaminan nafkah keluarga dan santunan dari negara, dan negara tidak menjamin kebutuhan pokok individu dan kebutuhan pokok masyarakat.
Dwi Condro Triono sebagai aktivis HTI lebih banyak menyoroti tentang perubahan dalam Islam dan negara Khilafah. Menurutnya ada tiga metode perubahan dalam kelompok-kelompok Islam. Pertama, metode yang bersifat semu, misalnya menerbitkan buku-buku keislaman dan sebagainya. Kedua. Metode bersifat rill (nyata), misalnya melakukan kudeta. Ketiga, metode bersifat shahih (benar). “Yang seharusnya kita lakukan itu yang ketiga ini, metodenya nyata dan shahih”, ungkapnya. [Nurul Ilmi]
Editor: Nur Hasanatul Hafshaniyah