Aksi ini sempat diwarnai kericuhan.
Lpmarena.com, Sekitar pukul 13.40 Wib (6/11), puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan diri Keluarga Besar Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga (KBMU) melakukan aksi di gedung rektorat UIN. Aksi ini merupakan bentuk penolakan diterapkanya sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) di UIN.
Prastowo, salah seorang masa aksi meminta Musa Asy’arie menjelaskan sekaligus memastikan jika UKT akan berdampak positif bagi mahasiswa. “Rezim Musa harus menemui kami dan berani bertanggung jawab bahwa wujud dari UKT itu akan mempermudah atau meringankan biaya mahasiswa untuk menempuh pendidikan,” ungkap Prastowo saat orasi menggunakan megaphone.
Pras juga mempertanyakan beberapa rumusan yang tidak jelas dalam UKT. “Subsidi silang yang dibagi lima kelompok dari yang paling miskin hingga yang paling kaya. Itu tidak pernah di ataur seperti apa. Lalu ada pertentangan undang-undang. Dalam pasal 5 dijelaskan jika kampus atau instansi tidak diperbolehkan meminta pungutan biaya di luar dari PKT, tapi dalam pasal 6 ada legitimasi. Ini aturan yang seperti apa? Ini jelas jika UKT adalah aturan yang belum siap” ujar Prastowo menanyakan.
Mananggapi hal tersebut, Waryono selaku Pelaksana Tugas (PLT) Wakil Rektor II mengungkapkan BOPTN sudah diberlakukan di UIN tetapi untuk UKT belum.“BOPTN sudah tapi untuk UKT belum, sehingga saya terus terang agak kaget. Lo kok UKT? Padahal kita kan belum, sehingga teman-teman tidak perlu risau terlebih dahulu sebelum ada surat hitam di atas putih, hingga saat ini maka kami hanya melaksanakan peraturan-peraturan dari Kemenag (Kementerian Agama), termasuk UKT,” ungkap Waryono ketika menemui massa aksi.
Aksi diwarnai kericuhan
Aksi penolakan tersebut sempat diwarnai keributan antara mahasiswa dengan aparat keamanan kampus. Kejadian bermula saat orasi mahasiswa di depan pintu rektorat tidak mendapatkan respon dari jajaran rektorat. Mahasiswa pun memaksa masuk ke dalam gedung rektorat dan melanjutkan orasinya.
Tak lama berselang, masa aksi mencoba membakar ban bekas. Namun aksi tersebut dihalangi satpam yang tengah siaga dengan gas pemadam kebakaran. Ditengah kepulan gas dan asap, tiba-tiba terdengar suara beberapa kaca pecah. Satpam langsung memburu mahasiswa. Baku hantam antara satpam dan mahasiswa tak terhindarkan. Beberapa satpam lain mencoba menghalau mahasiswa dengan menyemprotkan gas pemadam kebakaran. Tak kuat dengan bau yang menyengat, mahasiswa pun keluar dan melanjutkan aksinya di halaman rektorat. Tepat pukul 14.30, mahasiswa mulai meninggalkan gedung rektorat.(Ulfatul Fikriyah)
Editor : Folly Akbar