Home - Wajah Komunitas Baru

Wajah Komunitas Baru

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Suasana panggung Stand-Up Comedy UIN sebelum pentas di Convention Hall UIN Suka (18/12).

lpmarena.com, Sudah sejak Maret 2012 lalu, komunitas ini hadir di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Komunitas ini diberi nama Komunitas Stand-Up Comedy UIN Jogja. Bagi orang yang senang dengan humor, komedi, ataupun celotehan, istilah “Stand-Up Comedy” pasti sudah sangat akrab didengar di telinga. Pasalnya, Stand-Up sudah ada sejak dahulu ada. Stand-Up itu sendiri berasal dari negeri orang negro. Pada saat itu mereka dikucilkan dan bahkan diasingkan di negaranya. Karena perlakuan itu, kemudian mereka melakukan demo (aksi) dengan berstand-Up, Stand-Up itu mereka gunakan sebagai sarana beropini. Jika di luar negeri sana ada sosok Mr. Bean dengan gayanya yang selalu nyentrik dan memiliki mimik wajah yang khas dan lucu, maka di Indonesia sendiri ada Taufik Savalas (Alm). Sebelum akhirnya ia meninggal karena kecelakaan lalu lintas, ia  sering menggunakan Stand-Up di setiap perannya. Sekalipun dia sebenarnya merupakan seorang aktor yang wajahnya sering menghiasi layar kaca dengan membintangi beberapa judul film dan juga iklan.

Hal ini disampaikan Binasrul Arif Rahmawan sebagai founder pertama di komunitas ini. Meskipun keberadaannya sudah satu tahun di kampus putih ini, namun sampai saat ini baru 15 orang yang telah bergabung menjadi anggota. “Tidak ada struktur organisasi pasti disini, kita semua sama-sama,” tutur Coip, sapaan akrab Binasul Arif Rahmawan (19/12).

“Stand-up tidak harus belajar, cukup sharing materi dan bertukar fikiran, karena (stand-up) datangnya secara otodidak dan mengalir begitu saja, relatif dari tiap individu itu sendiri. Selain itu, setiap jum’at malam kami juga rutin mengikuti diskusi dan sharing materi yang dinamakan dengan Freedom Of Gambleh yang diadakan di daerah Gejayan oleh  Stand-up Indo Jogja, tidak lain adalah komunitas Stand-up Jogjakarta,” tutur Eko Haryono yang disebut founder kedua Stand-Up UIN ini.

Hal yang perlu diperhatikan dalam berstand-up adalah ide dan kelucuan. Ide digunakan untuk mengolah materi yang dimiliki agar bisa lucu. Inilah yang paling vital yang harus dimiliki oleh orang yang akan berstand-up.

Stand-up UIN sendiri memiliki acara rutin yang diberi nama Seniningan. Seniningan adalah acara Open Mic dari Stand-up, spesifiknya yaitu percobaan materi sebelum pentas. Seniningan itu sendiri diambil dari plesetan hari Senin, Senin yang biasanya kebanyakan orang masih malas-malasan untuk memulai aktivitas. Tidak lain tujuannya  agar orang-orang semangat mengawali hari senin, sehingga tidak berlaku lagi “I hate Monday”. Sesuai dengan namanya, acara ini diadakan setiap hari Senin. Biasanya dilaksanakan sebulan sekali, di awal bulan. Selain di kampus UIN sendiri, acara Seniningan juga kerap diadakan di kampus lain.

Lebih lanjut Coip mengungkapkan saat ini Stand-Up UIN Jogja belum melakukan perekrutan anggota baru. Pasalnya, mahasiswa UIN sendiri belum banyak yang tahu dan mengenal apa itu Stand-up.

Eko Haryadi mengamini hal ini. “Kita memang tidak buka stand, cukup dari mulut ke mulut, karena kalau ada niat pasti ada kemauan dan jalannya.” Selain tidak membuka stand pendaftaran, Stand-Up UIN ini juga tidak memberi persyaratan khusus bagi mahasiswa yang ingin bergabung. Cukup berbekal minat dan kemauan. “cukup dari mulut ke mulut, karena kalau ada niat pasti ada kemauan dan jalannya,” jelas Eko Haryadi. (Fitria)

 

Editor : Ulfatul Fikriyah