Home - Banyak Mukena di Masjid dan SC yang Tak Layak

Banyak Mukena di Masjid dan SC yang Tak Layak

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Kebersihan mukena merupakan hal yang krusial dalam menjalankan salat. 

lpmarena.com, Kondisi mukena di beberapa tempat ibadah di UIN Suka dikeluhkan mahasiswi. Lailis Dwi Fitriana, mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) semester II menilai mukena yang ada di Laboratorium Agama (Masjid) UIN kurang memadai. Dia juga menginginkan adanya perawatan yang serius untuk fasilitas mukena di Masjid. “Pengurus masjid semestinya menyisihkan uang kasnya untuk beli mukena. Kalau beli yang tebal, jangan yang tipis. Dan kalau bisa di-clothing, jadi kayak ada stempel masjid UIN gitu. Semingu atau tiga minggu sekali dicuci atau di-laundry.”

Senada dengan Lailis, Anik Naftuhah juga menilai bahwa kebanyakan mukena di masjid kurang layak pakai. “Kadang banyak yang nggak layak pakai, bau, sobek, dan kesuciannya nggak terjamin,” terang mahasiswa jurusan Aqidah dan Filsafat semester II itu.

Hal yang tak jauh berbeda juga diungkapkan Siti Maftuhah, mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Arab (BSA) semester II. “Kurang teratur, kelamaan dipakai, kurang dicuci dan terawat,” ucapnya saat ditemui di masjid UIN Sunan Kalijaga. Ia juga menyayangkan tentang kurangnya kepedulian mahasiswa merawat mukena. “Kesadaran mahasiswanya juga. Dilipat yang rapi, nggak cuma ditaruh.”

Menanggapi hal tersebut, Juwono selaku cleaning service masjid UIN mengatakan takmir masjid yang mengurusi terkait hal tersebut. “Ada pihak-pihak yang ditugasi mencuci oleh takmir, kira-kira 2 minggu sekali dicuci.”

Kondisi mukena yang hampir sama juga terlihat di tempat sholat gedung Student Center (SC). Nurul Fajariah dari UKM Al Mizan menuturkan, “Mukena kurang bersih, bau, sobek, dan kadang pas mau make nggak ada. Kalau bisa setiap dua minggu sekali dicuci, yang kurang layak jangan dipakai, dan jumlahnya diperbanyak.”

Saat dikonfirmasi ke Ketua SC, Gunadi mengatakan, “Selama ini tidak ada yang diberi tanggung jawab untuk mencuci mukena di SC. Kalau karpet memang kita. Mahasiswa ikut tanggung jawab karena itu tempat ibadahnya. Siapa yang peduli, itu yang mencuci.” Musini, petugas kebersihan SC juga berpesan kepada mahasiswi yang selesai memakai mukena SC untuk merapikan, “Setidak-tidaknya dilempit lagi.”

Di lain pihak, Lik Widodo selaku petugas keamanan SC memberi saran, “Mungkin bisa dibuat takmir SC, atau tiap UKM itu punya program untuk merawat mushola SC dan isinya. UKM kan punya divisi FORKOM, bangunlah kepedulian.”

Setelah ARENA selesai mewawancarai Gunadi pada Kamis (20/02) sore, karpet di mushola SC langsung ditangani oleh Bagian Rumah Rangga untuk dibersihkan. (Isma Swastiningrum)

 

Editor : Ulfatul F.