Home - UIN SUKA Menuju Kampus Siaga Bencana

UIN SUKA Menuju Kampus Siaga Bencana

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

Untuk menuju KSB, beberapa infrastruktur di UIN perlu segera dibenahi.

lpmarena.com, Wilayah geografis Indonesia yang dikelilingi gunung berapi, dan berada di pertemuan 3 lempeng tektonik membuat Indonesia rentan dilanda bencana alam, mulai dari gempa bumi-baik toktonik atau vulkanik, tsunami, hingga letusan gunung berapi. Oleh karenanya, sudah sepatutnya Indonesia bersikap arif dalam menanggapi bencana dengan mempersiapkan negara yang siaga bencana, baik dalam hal infrastruktur maupun sosialisasi ke masyarakat.

Dengan latar belakang inilah, beberapa instansi pemerintah, seperti Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (DIKTI) berinisiatif menggagas Kampus Siaga Bencana (KSB).

 Hal itu mengemuka dalam diskusi bencana dengan tema “Kampus Siaga Bencana”, di Convention Hall Universitas Islam Negri (UIN) Sunan Kalijaga, Selasa (04/03). Acara tersebut diselenggarakan KSR PMI, BNPB, DIKTI, dan UIN Suka. “KSB adalah mempersiapkan warga kampus untuk siaga dalam menghadapi bencana. Dengan adanya Kampus Siaga Bencana ini, paling tidak dapat meminimalisir dampak bencana,” ujar Muhammad Rizal, ketua Unit KSR UIN Suka.

Muhammad Rizal menjelaskan lebih lanjut, bahwa selama ini UIN Suka belum mempunyai manajemen oraganisasi Kampus Siaga Bencana. “Di UIN ini belum ada jalur evakuasi, atau penunjuk arah jalur darurat. Selain tiadanya jalur evakuasi, di UIN juga belum terdapat papan penunjuk titik kumpul zona aman.”

Muhammad Rizal juga menekankan, kedepannya UIN Suka perlu memberi sosialisasi, bahkan simulasi Kampus Siaga Bencana, agar warga kampus tanggap terhadap bencana. Selain itu, UIN Suka perlu membentuk tim yang menangani kesiapsiagaan bencana. ”Tim ini nantinya akan bekerja dalam tiga fase, yakni pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Pra bencana misalkan menyiapkan segala infrastruktur, sosialisasi, dan simulasi. Kemudian saat bencana, tim membagi kerja, ada yang menangani evakuasi, ada yang menangani korban, ada yang melakukan pertolongan pertama. Sehingga sudah terkordinasi, tidak semuanya terpusat pada satu pihak saja yang menangani.”

Ia juga mencontohkan, dalam pembuatan tim KSB dapat melibatkan mahasiswa. Misalkan melalui UKM Pramuka, UKM Mapalaska, UKM Menwa, UKM Gita Savana, UKM Teater Eska, dll. “Misalkan ketika pasca bencana, Tim KSB dapat melakukan penghilangan trauma yang dialami korban dengan memberi hiburan teater Eska, musik Gita Savana, AL-Jamiah, AL-Mizan,” ungkapnya.

Sementara itu ditemui secara terpisah, Ali Sodik, Kepala Sub Bagian Rumah Tangga UIN, mengungkapkan dirinya setuju dengan adanya Kampus Tanggap Bencana. ”Pokoknya kami setuju dengan Kampus Siaga Bencana.”

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa UIN Suka telah memiliki infrastruktur untuk menujang Kampus Siaga Bencana. Misalkan Poliklinik UIN yang mempunyai seperangkat alat yang sangat lengkap dan cukup untuk menanggulangi bencana. Mulai dari tenda, AC, Genset, sampai memiliki tiga buah mobil ambulance. “Sekarang pun kalau mau mendirikan Rumah Sakit Darurat, kita sudah mampu, “ ujar Ali Sodik.

Ia juga menambahkan bahwa gedung UIN Suka sudah didesain tanggap bencana, mulai dari bayaknya pintu keluar di setiap fakultas, adanya fire alarm, dan Hiydran. “Dalam benak saya, mungkin yang salah di situ, mestinya kan ada penunjuk arah keluar dari gedung saat ada bencana.”

Letjen TNI (Purn) Sumarsono, ketua Bidang Penanganan Bencana pengurus PMI pusat memaparkan perlunya perguruan tinggi aktif dalam menciptakan kampus siaga bencana. Langkah aktif tersebut bisa diterapkan melalui pembangunan infrastruktur maupun sosialisasi pemahaman siaga bencana di kalangan civitas akademik. Selain itu, langkah Kampus Siaga Bencana tersebut merupakan pengembangan Tridarma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat.

Anas Luthfi, Kasubid Peringatan Dini BNPB, juga memaparkan perlunya pemahaman sistem penanggulangan bencana, perencanaan kelembagaan, dan pendanaan. Ketiga hal tersebut kemudian diintregasikan untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana. (Hartanto Ardi Saputra)

 

Editor : Folly Akbar