PKL menilai, larangan tersebut telah mengancam sumber pendapatan mereka.
lpmarena.com, Pedagang kaki lima Sunday Morning (Sunmor) bersama Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI) Yogyakarta menggelar aksi  di Jalan Notogenoro dan Olahraga pada Rabu (16/14), pukul 04.00 WIB. Aksi ini dilakukan sebagai respon atas keputusan pihak Universitas Gajah Mada (UGM) yang melarang PKL berjualan di kawasan kampus.
Muttaqien Subrota, selaku Kordinator lapangan dari FPPI mengatakan jika keadilan dan kesejahteraan masyarakat akan tetap dikawal atas kejamnya penindasan yang di bangun oleh mereka yang tidak punyak hati. “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika tidak kaum itu sendiri yang merubahnya” ungkapnya.
Sebagaimana yang diceritakan Anton, sebelum aksi dilakukan, para PKL sempat melakukan negosiasi dan banding dengan pihak kampus beberapa waktu lalu. Tapi dalam negosiasi tersebut, pihak PKL tidak mendapatkan solusi terkait nasibnya. “Karena pasca negosiasi tidak ada respon yang baik dari birokrasi UGM maka kami berhak dan melawan” kata juru bicara yang pedagang di SANMOR.
Tiga jam aksi massa berlalu, para pedangang kembali berdagang di Sunmor walaupun tidak mendapat izin dari pihak UGM. PKL sendiri akan berjualan pada minggu-minggu sebelumnya. ”Portal tidak  akan melemahkan semangat kami, walau sekaras apapup tetap kami  terobos. Kami akan tetap berjualan di sini, sampai pihak kampus memberikan solusi pasar baru,” ungkap Ayuni ,salah satu pedangang di Sunmor.(M Faksi Fahlevi)
Â
Editor : Folly Akbar