Upaya UIN dalam mendorong pemanfaatan buku berbahasa asing masih minim.
lpmarena.com, Buku-buku berbahasa asing yang disediakan perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta belum dimanfaatkan civitas akademik pada umumnya. Kemampuan bahasa asing yang rendah, serta minimnya dorongan dosen untuk menggunakan referensi buku asing menjadi penyebab buku-buku tersebut sia-sia.
Sebagaimana yang di katakan Ida, mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Ia mengaku jarang menggunakan referensi berbahasa asing lantaran tidak terlalu faham dengan bahasa asing. “Referensi mengenai tugas kuliah pun banyak yang dalam bahasa Indonesia,” ujarnya.
Pernyataan senada juga dikemukakan Dian Rudy, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum. Ia mengaku jarang membaca referensi berbahasa asing karena tidak mahir berbahasa asing, meskipun memiliki ketertarikan untuk membacanya. Dian menyayangkan tidak adanya dorongan dari para dosen untuk menggunakan buku berbahasa asing ketika membuat tugas kuliah. “Bahasa arab misalnya, sebenarnya sangat berkaitan dengan jurusan.”
Sri Astuti, pengelola bagian teknis perpustakaan, ketika ditemui ARENA di ruangannya, Senin (17/3) mengaku prihatin melihat kurangnya minat baca buku asing dikalangan mahasiswa. “Kita memang harus memaksa mereka untuk baca buku itu,” harapnya.
Ketika disinggung soal upaya perpustakaan dalam menanggulangi persoalan tersebut, Sri mengaku jika pihaknya sudah berusaha memperkenalkan, sekaligus memberikan motivasi untuk memanfaatkan fasilitas buku berbahasa asing, yaitu dengan mengadakan pendidikan pemustaka bagi mahasiswa, dosen, bahkan pegawai-pegawai sekalipun.
Di perpustakaan UIN, pengadaan buku berbahasa asing diukur berdasarkan kebutuhan akademik per fakultas. Fakultas Sains dan Tehnologi misalnya, banyak membutuhkan referensi berbahasa Inggris. Perpustakaan pun berusaha memberikan kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk mengusulkan buku-buku yang dirasa penting.
Menurut penuturan Sri, sudah ada beberapa mahasiswa maupun dosen yang menyarankan buku, tapi Sri menyayangkan, keterangan buku yang dipesan sering kali tidak lengkap, misalnya penerbit, tahun penerbitan dan pengarang. Akibatnya, buku yang dibeli kerap tidak sesuai kebutuhan. Padahal, harga buku berbahasa asing relatif lebih mahal. (Khairul Amri)
Editor : Folly Akbar