Home - Kampus Digital dan Produktif untuk Negeri

Kampus Digital dan Produktif untuk Negeri

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

 

Seorang pembicara talk show sedang menyampaikan materi nya, Rabu (28/5).

Seorang pembicara talk show sedang menyampaikan materi nya, Rabu (28/5).

Lpmarena.com, “Dari UIN Sunan Kalijaga  mengabdi untuk Negeri”  itulah tema yang diusung oleh SUKA TV dalam rangkah talkshow ulang tahun yang ke-3 (28/05). Di Convention Hall Lt.1,  Pada pukul 08.30-11.30,Wib. Acara tersebut dihadari oleh pelbagai media mahasiswa kampus di luar UIN Suka sebagai undangan khusus, dan sekitar 145 peserta dari mahasiswa UIN Suka. Datang sebagai penghibur musik Soul Volution dari kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Acara talkshow TV 3rd Anniversary SUKA TV dipandu langsung oleh presenter muda Orchidtya Widya Nastiti. Musa Asy’arie (Rektor UIN Suka), Siti Muma’inna (Ketua PTIPD), Abdur Rozaki (Ketua Cendi), Arif Maftuhin (Ketua PLD) hadir sebagai pembicara dalam acara tersebut.

Musa Asy’arie mengungkapkan dalam sesi tanya jawab bersama Widya, bahwa UIN Suka akan dijadikan kampus digital untuk mempermudah akses tata kelola mahasiswa maupun birokrasi kampus. “Kampus yang hebat di dunia adalah kampus yang digital bukan riset,“ ungkapnya. Ia juga mengalokasikan dana sebesar 30 Miliyar untuk meningkatkan UIN sebagai kampus digital. Hal serupa diungkapkan Mutma’inna selaku ketua PTIPD. “Kampus juga harus menambah komputer, internet dan konten, dari biaya 30 Miliyar itu,” ungkapnya pada peserta talk show.

Pada sesi kedua acara tersebut menggali nilai produktifitas kampus melihat meningkatnya jumlah pengangguran yang ada di Indonesia, hingga membuat Rektor UIN harus melakukan tindakan untuk mengantisipasi pengangguran. “Ini menjadi tanggung jawab kampus jika lulusan UIN Suka tidak produktif,” ungkap Musa.

Sementara itu Rozaki mengungkapkan kegelisahan intern birokrasi atas meningkatnya angka pengangguran. Di mana hal ini yang melatarbelakangi lahirnya Cendi. “Cendi merupakan komunitas yang ditawarkan pada mahasiswa untuk lebih produktif dan bermental buseniss man agar supaya tidak hanya menjadi pengangguran,” tutur Rozaki.

Musa Asy’arie mungungkpakan bahwa jika boleh kita sepakati bersama bahwa lulusan kampus UIN-Suka harus bermental intrepreneurship bukan Pekerja Negeri Sipil (PNS). Ia melihat bahwa jadi PNS sering terjerat korupsi, “jadi PNS kaya dikit dikejar-kejar KPK, seperti perdana menteri agama kita,” ujarnya. Rozaki menambahkan bahwa mahasiswa yang menjadi seorang entrepreneurshipakan menjadikan ia tebal ilmu sekaligus tebal kantong.

Kampus putih UIN Suka tidak hanya menjadikan kampus digital dan mencetak orang yang berjiwa entrepreneusrship, tetapi juga harus tetap mengayomi pengembangan mahasiswa difabel. Hal ini diungkapkan Arif Maftuhin. “SUKA TV juga harus memberikan sumbangsih penyadaran kepada bublik untuk kelancaran aktivitas difabel di kampus, semisal liputan dokumenter mengenai parkir mobil yang tidak kondusif dan sebagainya.” Ia berharap UIN tetap menjadi yang terbaik di antara pendidikan yang lain, khususnya untuk mahasiswa difabel. (M Faksi Fahlevi)

 

Editor : Ulfatul Fikriyah