lpmarena.com, Paska diberlakukan beberapa sistem kebijakan akses mahasiswa di lingkup masjid (Laboratorium Agama) UIN Sunan Kalijaga, seperti pengadaan wifi dan pemberian satpam, pihak pengelola masjid juga menambah kebijakan terkait pemisahan diskusi antara laki-laki dan perempuan.
Demikian disampaikan wakil pengurus takmir masjid, Zamhari, mahasiswa jurusan KPI semester VI. Ia mengatakan bahwa kali ini pihak takmir masjid akan memberlakukan sistem pemisahan diskusi kali-laki dan perempuan yang hanya dua orang di area masjid. Hal ini berlandaskan, karena banyak mahasiswa memanfaatkan waktu sholat berjamaahnya untuk berdua-duaan dengan lain jenis di area masjid. Ketika dipergoki, mereka beralasan sedang diskusi. Namun ketika waktu sholat usai beberapa takmir melihat mereka masih tetap asyik berdua-duaan bahkan bermesra-mesraan di area masjid. Sehingga ini menjadi perhatian bagi pihak takmir untuk memberlakukan kebijakan baru ini.
Sampai saat ini, kebijakan baru tersebut masih tahap sosialisasi. Beberapa tindakan berupa himbauan, ajakan dan teguran sudah mulai dilakukan oleh pihak takmir masjid sebelum dan setelah sholat jamaah dilaksanakan. “Secara umum sistem pensosialisasian diagendakan dua bulan mulai bulan April akhir sampai Juni. Dan untuk saat ini kami akan selalu memberikan himbauan- himbauan terkait kebijakan baru ini terhadap mahasiswa pengunjung masjid”, imbuhnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, masjid UIN basicnya memiliki tiga komponen dasar yaitu Islami city, Islami Locality dan Islami modernity selain itu pendirian maskam terbentuk bukan sebagai masjid namun lebih kepada laboratorium agama yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh mahasiswa untuk beribadah sholat, penelitian, diskusi, silaturahmi yang bernuansa keagamaan. (Dedik Dwi Prihatmoko)
Editor : Ulfatul Fikriyah