lpmarena.com, Jumat malam (13/6), alunan musik dari Pecel Pincuk membuka pagelaran Kalijaga Awards 2014. Sebuah ajang apresiasi sineas (orang yang ahli tentang cara dan teknik pembuatan film) muda Indonesia yang diadakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jamaah Cinema Mahasiswa (JCM). Bertempat di Gedung MultiPurpose UIN Suka, tahun ini Kalijaga Awards mengusung tema Wisata Sinema Yogyakarta.
Ketua panitia, S. Arif mengatakan ajang ini adalah ajang adu kreatifitas di bidang film. Sebanyak 104 film dilombakan. “Jogja tidak hanya kaya dengan wisata, tapi juga kaya dengan film dan sineas yang berbakat dan hebat. Jogja kota sinema!” ucapnya bersemangat.
Kalijaga Awards tersinspirasi dari sosok Sunan Kalijaga yang multi talenta. Ia tidak hanya meyebarkan Islam, tetapi juga budaya dan kesenian. “Sunan Kalijaga sebagaimana nama UIN tentunya harus mau menggali, mempelajari, ngruri-nguri kebudayaan Sunan Kalijaga,” kata Wakil Rektor (WR) III, Maksudin dalam sambutannya. Ia juga mengajak kita untuk meneladani karakter Sunan Kalijaga yang lilo (ikhlas), narimo (qonaah), temen (amanah), serta sabar.
Malam itu juga ditayangankan tiga film karya terbaru JCM, yaitu film yang berjudul “Kamboja”, “Mancing”, dan “Tuhan di atas Lift”. Aulia F. selaku pembina JCM mengingatkan jika kreativitas bisa hadir darimanapun, tidak terbatas ruang, waktu, apalagi alat. “Dengan berkarya eksistensi kita di dunia ini bisa terwujud,” ujarnya.
Ada empat penghargaan yang diperebutkankan dalam Kalijaga Awards, yakni ide cerita terbaik, sinematografi terbaik, sutradara terbaik, dan film terbaik. Untuk ide cerita terbaik pemenangnya adalah film berjudul “Sepasang Mata Bola” (kategori pelajar), “Paralellin” (kategori umum), dan “Grinning Revenger” (kategori bioskop kalijaga). Untuk sinematografi terbaik pemenangnya “Histeria Linda” (kategori pelajar), “Kutunggu Kau di Meja Makan (kategori umum), dan “Deadline” (kategori bioskop kalijaga). Untuk sutradara terbaik, kategori pelajar diberikan pada M. Fahmi dalam filmnya “Lilin Kecil”, kategori umum diberikan pada Orizon dalam filmnya “Pingitan”, dan kategori bioskop kalijaga jatuh pada Baim Ramadhan dalam filmnya “Naengan”. Puncaknya, film terbaik dianugerahkan pada film berjudul “Rena Asih” garapan mahasiswa Institut Seni Indonesia. (Isma Swastiningrum)
Editor : Ulfatul Fikriyah