lpmarena.com,Kamis malam (19/6), talkshow novel berjudul “Senja di Karimunjawa” digelar di Djendelo Café , Togamas Gejayan. Penulis novel, Mira Tri Rahayu hadir bersama novelis muda Dewi Kharisma Michellia. Acara yang diselenggarakan BPPM Balairung UGM ini membahas tentang proses kreatif pembuatan novel “Senja di Karimunjawa” yang terinspirasi dari Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Novel yang dikerjakan Mira kurang lebih satu bulan ini terinspirasi ketika ia mengikuti KKN di daerah Jepara, tepatnya di Karimunjawa. Selama dua bulan Mira KKN di sana, ia memperhatikan masyarakat, kondisi sosial dan kebudayaan yang ada. Berawal dari catatan harian lalu dibuatlah novel dan diikutsertakan lomba novel remaja Grasindo yaitu PSA#2 (Publisher Searching for Authors 2), dan Mira masuk nominasi.Novel ini selain berkisah tentang bagaimana Senja(tokoh utama pria) ingin mengejar Bintang (tokoh utama wanita) juga sebagai sarana menyalurkan kegelisahan tentang pengajar di Indonesia.
“Menurut saya ini perlu adanya kritik tentang tenaga pengajar disana (Karimunjawa-red). Sebagai seorang pengajar ketika mereka memilih sebagai seorang pengajar harusnya mereka memiliki rasa tanggung jawab, respon atas kerja yang mereka pilih,” cerita Mira.Ia pun gelisah dan bertanya apa ia harus demo atau melakukan petisi kepada pemerintah, tetapi akhirnya ia memilih alternatif lain. “Karena saya anak Sastra Indonesia, saya punya bekal pengetahuan untuk belajar dan menulis. Ya sudah, saya harus menulis. Dan itulah sarana saya untuk menunjukkan bahwa saya juga punya kritik tentang pengajar,” tambah gadis kelahiran 1992 ini.
“Ada pelajaran tentang bagaimana Bintang ini suka mengajar. Jadi ada passion, ada ketulusan dari anak-anak muda ini di tempat-tempat terpencil dan itu yang didapatkan Senja dari Bintang, dan itu yang membuat Senja jatuh cinta pada Bintang. Jadi bukan alasan menyek-menyek, walaupun mungkin plotnya terkesan datar,” tutur Dewi memberikan komentar.
Mira mengaku dia bukan tipe penulis yang sering membuat outline. Baginya menulis itu sarana penyaluran kegelisahan yang mungkin menurut sebagian orang tidak penting, tetapi bagi penulis penting untuk disampaikan. Dewi sendiri berkisah, baginya kegiatan menulis adalah mistis,“Penulis itu seperti kegiatan klenik ya. Sesuatu yang mistis. Entahlah, ada teman imajiner yang datang dari dunia mana dia menemani saya menghasilkan karya itu. Jadi ini suatu kegilaan yang disalurkan dalam sebuah karya,” kata penulis “Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya” ini.
Penerbitan novel ini bisa menjadi inspirasi mahasiswa-mahasiswa lain yang akan melakukan KKN. Dari kisah sehari-hari yang dialami di tempat KKN bisa dinarasikan dan dideskripsikan menjadi sebuah karya abadi berupabuku. Tidak hanya KKN lalu pulang. (Isma Swastiningrum)
Editor : Ulfatul F.