Home - PSM Gita Savana Ukir Prestasi

PSM Gita Savana Ukir Prestasi

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email
Gambar diambil dari http://pabpsmgs.blogspot.com/

Gambar diambil dari http://pabpsmgs.blogspot.com/

 

lpmarena.com, Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Gita Savana merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di UIN Sunan Kalijaga yang bergelut di dunia tarik suara. Pada tanggal 25 Mei 2014 kemarin, PSM GitaSavana membawa harum nama UIN Suka karena telah membawa pulang Gold Medal di ajang perlombaan paduan suara tingkat nasional. Berikut wawancara khusus crew ARENA dengan Abdul Jawad, Ketua Umum PSM Gita Savana.

Lomba apa sih yang dimenangkan oleh Gita Savana?

Itu Lomba paduan suara festival tingkat Nasional, yang diselenggarakan oleh Universitas Semarang (USM). USM sendiri itu sering mengadakan festival paduan suara 2 tahun sekali. Kita sebenarnya sering ikut, dan kita terakhir ikut itu tahun 2008 dan baru tahun ini kita ikut lagi.

Kenapa tahun-tahun kemarin nggak ikut?

Sebenarnya panjang sih ceritanya, dulu itu terkait UKM juga sih, terkait keanggotaan yang pasang surut, jadi habis kepengurusan 2008 sampai yang baru saja didemisioner kemarin kekurangan anggota. Jadi kita baru bisa mulai lomba lagi tahun ini.Sebenarnya kaget juga ya, baru ikut lagi dan dapet gold medal itu surprise banget.Jadi sebelumnya itu 15 besar aja nggak pernah masuk.

Alasan tahun sekarang ikut kenapa?

Karena kebetulan sumberdaya manusianya ada, jadi mantap.

Lomba itu diselenggarakan pada bulan apa?

Itu diselenggarakan pada tanggal 25 Mei 2014. Sebenarnya itu banyak kategori dan itu dari tanggal 22 Mei, cuman kami ikut kategori folklore atau lagu daerah yang jatuh pada tanggal 25 Mei 2014.

Itu kategorinya apa saja?

Ada banyak, ada kategori Perguruan Tinggi, umum, kategori SD, kategori SMP, kategori SMA, folklore dan satu lagi lagu pop, dan kita ngambil lagu folklore.

Lagu apa yang dinyayikan Gita Savana?

Ada 3 lagu, jadi yang satu lagu wajib.Lagu pilihan terikat dan lagu pilihan bebas. Kalau lagu wajib itu dari sana judulnya “Ndangna turpukta hamoraon” lagu Batak, terus lagu pilihan terikatnya kemarin ketentuan dari panitia harus ngambil lagu daerah dari domisili kelompoknya, karena kita dari Jogja Jawa Tengah, jadi kami ngambil lagu Pitik Kukung itu lagu dolanan anak kecil. Terus untuk lagu bebas kita ngambil dari lagu Jakarta, Ondel-ondel.

Ini satu tim ada berapa orang?

Ada 34, dan leadernya itu kalau di paduan suara namanya conductor. Itu pelatih kami namanya mas Ibing. Dia kuliah di Institut Seni Indonesia (ISI)  jurusan musik, namun dulunya dia lahir dari Gita Savana.

Konsep yang diberikan Gita savanna seperti apa?

Dari konsep kalau dari materi lagu itu memang arransement lagu itu dinilai. Cara nyanyi teknik vokal, power segala macem, terus blanding. Kalau di paduan suara itu ada yang namanya blanding itu, orang yang segitu banyak suaranya bisa sama. Kalau dari sisi make up kita memang salah satunya nilai plus juga sih. Kita nggak ada pernak-pernik khusus. Kita main di make up, wajah kita di coret-coret ala ondel-ondel gitu. Kalau untuk kostum, kita malah agak nge-down gitu. Kita kan notabenenya anak baru, angkatan baru, kita kan sudah 2 tahun nggak buka pendaftaran anggota, belum pernah ikut-ikut seperti itu dan ketika melihat kostum kampus lain itu heboh-heboh, keren-keren ya sempet minder sih mbak.

Gold medal itu juara berapa mas?

Jadi bukan juara sih mbak, itu sistemnya poin. Jadi untuk  nilai sekian sampai sekian dapat perunggu, sebetulnya saya sih kurang paham ya, cuma intinya ada kategori nilai dari yang terendah itu ada perunggu, nilai 60-80 itu dapat perak, dan 80 ke atas itu dapat emas.

Itu dapatnya perkategori ya mas?

Iya.

Terus untuk kategori folklore yang pegang UIN Sunan Kalijaga seperti itu?

Iya, alhamdulillah.

Kalau untuk yang perak dan perunggu gimana mas?

Kalau perak dan perunggunya banyak mbak. Jadi  kategori folklore itu ada 18 peserta, itu jadi sistem poin tadi itu diperingkati (diberi peringkat), yang paling bawah berapa,  kita dapet emas di urutan kedua, di urutan pertama dari FKM Universitas Diponegoro (UNDIP).

Yang dapat emas berapa mas?

2 peserta.

Proses latihannya itu seperti apa mas?

Jadi kita kebetulan sebelum ikut itu kan ada produksi (Together We Shine) dan produksi itu latihannya 4 bulan, dan disana kita memang sengaja menyelipkan 3 lagu yang akan dilombakan itu, dan setelah konser kita agak vakum 2 minggu baru kita latihan lagi selama satu setengah  bulan.

Selama setengah bulan itu gimana prosesnya? Nabrak-nabrak kuliah atau seperti apa?

Gimana ya, kalau di PSM itu kalau orang ngliat kayaknya seneng kan nyanyi-nyanyi gitu. Sebenernya selama latihan kita itu berat banget, soalnya kan kita dituntut untuk berkesenian secara total  dan bermain tim, kita tidak bermain Solo. Kita satu tim ada 34 orang ya jadi bagaimana caranya agar 34 orang itu bisa  satu agenda, ada yang ngorbanin yang skripsi, ngorbanin PKL (Praktik Kuliah Lapangan), sampai kemarin juga ada siang PKL, sore malem latihan, jadi luar biasa mbak.

Kalau latihan berapa jam mas?

Kalau kita tidak ada ketentuan khusus, tapi rata-rata itu sekitar 4 jam. Kalau mulai jam 20.00 sampe jam 23.00. Kita kadang juga nyuri-nyuri tempat, kemaren kita itu gimana ya rebutan tempat gitu, kita juga nggak enak dengan UKM-UKM lain, kita mau latihan dibawah ada Karate, Tae kwondo, di lantai 2 ada yang nari-nari. Sebenernya bisa aja kita rame-rame, tapi kan ada rasa toleransi, sama-sama menghargai lah. Jadi kita ngungsi di parkiran Adab sama parkiran lab. Pernah juga mbak, kita latihan sampe malem di parkiran terpadu, karena waktu itu banyak hal yang harus dikerjain sampai lupa perizinan tempat lupa bilang satpam, tapi kita tetep latihan aja, dan jam 10 itu listrik dimatiin, dan kita itu aduhh gimana nih, pokoknya suka dukanya luar biasa.

Lomba lain yang telah didapat?

Jujur ini prestasi kami yang perlu dibanggakan. Kalau lomba kami tidak pernah mendapatkan, kalau prestasi lain sih memang banyak. Biasanya lomba kecil dan sifatnya personal, kayak lomba akustik gitu sering dapet hadiah.

Kalau penghargaan dari UIN sendiri seperti apa?

Jujur kalau kami mau curhat, kami sebenarnya agak menyayangkan dari pihak UIN, karena UIN tu kadang memfasilitasi kalau udah ada karyanya, kan kita harus paham, tidak serta-merta proses langsung jadi, butuh waktu bertahun-tahun, ya sampai kemarin pun kita tu dari pihak kampus kami tidak mendapatkan fasilitas yang dimudahkan, terkait dengan perizinan, bukan bilang dianak tirikan tetapi kebijakan-kebijakan kepada UKM itu sangattidak proporsional. Kalau ngasih izin ke BEM dan BOM kok gampang banget, birokrasinya itu lama.  Dengan target segitu dan dikejar dengan kuliah dan segala macem, proses yang seperti itu. Jadi kadang kita kan itu kita keteteran, kurang lah care-nya sama UKM itu.

Kalau pengharagaan dari UIN sendiri terhadap Gita Savana yang telah mendapatkan Gold Medal gimana?

Cuma kita laporan, kita audiensi kalau kita mendapatkan Gold Medal, kita ngasih ke humasnya, terus responnya paling cuma selamat nggak ada penghargaan lainnya mbak. Kalau kita sih tidak minta bonus, kita pernah minta-minta seperti itu, tetapi banyak aturan-aturanya. Ucapannya pun secara personal dari bidang kemahasiswaan nggak resmi dari UIN.

Harapan Gita Savana atau mas terhadap UIN kepada UKM yang telah mengukir prestasi dan membawa nama baik UIN?

Kalau harapan saya, Universitas itu kan tempat untuk mengembangkan sumber daya manusia, dan itu banyak seperti skill, akademik, kalau akademik kita kan bisa dapatkan di kelas, tetapi kalau untuk pengembangan karakter, pengembangan softskill kita dapet dari organisasi dan UKM. Harapanya sih kalau memprioritaskan mahasiswa yang kompeten itu  jangan yang di akademik saja. Jadi permasalahanya mahasiswa dituntut untuk selesai semester 8 dan dituntut nilai-nilai, tetapi tidak memperhatikan aspek softskill karakter-karakter tadi, dan itu sangat berpengaruh. Kami harapanya ada keseimbangan, kita itu kalau untuk berproses lama itu mikir-mikir, kalau mau harus dituntut skripsi, kalau mau cepet, aduh 1 atau 2 tahun itu belum dapet apa-apa. Kalau di paduan suara itu dikatakan mateng kalau sudah berproses 2 tahun,dan itu sudah dituntut skripsi, ya akhirnya anggotanya ilang lagi, ilang lagi. Padahal UKM itu kan membawa nama kampus di ruang lingkup eksternal. Harapanya, Kami cuma mau minta periizinan dan kucuran dana itu ditingkatkan.(Khusni Hajar)

 

Editor : Ulfatul F.