Home - Pembukaan OPAK 2014: Maba Diminta Bereksperimentasi Seradikal Mungkin

Pembukaan OPAK 2014: Maba Diminta Bereksperimentasi Seradikal Mungkin

by lpm_arena
Print Friendly, PDF & Email

         

Musya Asy'arie membunyikan gong tanda pembukaan OPAK 2014, Kamis (21/08).

Musya Asy’arie membunyikan gong tanda pembukaan OPAK 2014, Kamis (21/08).  foto: Abdul Majid

Lpmaren.com,Suara derap kaki mahasiswa baru (maba) menggetarkan tanah UIN Suka (21/8). Aksesoris beraneka rupa dan bermacam warna dari biru, kuning, merah, ungu mewarnai hari pertama Orientasi Pengenalan Akademik dan Mahasiswa (OPAK).

Di panggung demokrasi (pangdem) lagu Indonesia Raya dan Darah Juang dikumandangkan pukul 07.00 WIB, diikuti dengan pembacaan sumpah mahasiswa. Seorang panitia Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berdiri di atas pangdem memprovokasi dengan ucapan: Jangan berdiam diri di dalam kampus. Jangan berdiam diri di dalam kelas.

Sekitar 3.301 maba lalu memasuki gedung multi purpose (MP) untuk mengikuti acara pembukaan dari rektor. Rektor UIN Suka, Musa Asy’arie memberikan wejangan-wejangan untuk generasi UIN Suka angkatan 2014 ini. Musa berpesan pada maba, jika ingin sekolah sampai ke tingkat S2 dan S3, IPK harus tinggi. “Belajar cepat, IP tinggi, dan bermanfaat. Untuk bisa menjadi orang bermanfaat ada dua kuncinya. Pertama ilmu pengetahuan. Kedua akhlakul karimah,” ucap Musya dalam pembukaan. Ia juga berpesan, untuk bisa bertahan di UIN Suka yang multikultural, maba harus berpandangan terbuka dan dinamis.

Selain dari rektor, ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (Dema-U), Syaefuddin Ahrom Al Ayyubi (Ucok) dalam sambutannya mengatakan  jika maba yang duduk di MP adalah orang-orang terpilih dan kuliah bukan satu-satunya jalan mencapai kesuksesan. “Kalian adalah orang-orang terpilih untuk belajar di kampus UIN Sunan Kalijaga. Kampus paling murah sedunia dan akhirat. Kuliah buka satu-satunya jalan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Tapi diri kalian sendirilah yang akan menentukan nasib kalian sendiri,” kata Ucok.

Ucok juga berujar, agar maba tidak menggangtungkan dirinya pada kuliah atau pada dosen, tapi pada niat diri sendiri. Untuk itu ia berharap maba mampu menghidupkan UIN Suka sebagai kampus rakyat. “Harapan baru ada di tangan adik-adik semua. Maka saya berharap kepada kawan-kawan semua, silahkan gunakan UIN sebagai laboratorium untuk kalian semua. Untuk berekperimentasi seradikal mungkin,” tambah Ucok.

Ketua OPAK universitas, Ahmad Syauqi sendiri memberikan sambutan bahwa Indonesia dibangun atas perbedaan. Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila terbukti mampu menyatukan perbedaan dengan berkumpulnya maba di MP. “Mahasiswa bukan menciptakan kelas-kelas baru, akan tetapi bisa bermanfaat bagi sesama,” tukas Syauqi.(Isma Swastiningrum)

 

Editor: Ulfatul Fikriyah