Home - Dangkalnya Pemahaman Politik Islam  

Dangkalnya Pemahaman Politik Islam  

by lpm_arena
Noorhaidi

Noorhaidi saat pengukuhan guru besar, Selasa (30/9) di Multipurpose.

lpmarena.com, Banyak pengamat dan analis gagal menjelaskan secara komprehensif mengenai berbagai variabel di balik aksi kaum teroris yang radikal. Politik Islam sendiri dianggap sebagai antitesis dari modernisme. Padahal politik Islam ialah jalan yang dirintis sebagai alternatif di tengah keterbatasan akses menuju modernitas.

“Ketidakmampuan mengembangkan penelitian lintas disiplin menjadi kaburnya pemahaman oleh banyak kalangan tentang politik Islam,” ujar Noorhaidi saat acara pengukuhan guru besar di gedung Multipurpose UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan tema “Rethinking Islam Politik: Paradigma Baru Pembaca Gejolak Politik di Dunia Muslimdalam Ilmu Politik Islam Kontemporer”, (30/9).

Dia menjelaskan, di balik pertumbuhan gerakan radikalisme dan terorisme, banyak kalangan bersikap simplistik dalam menafsirkan makna di balik wacana syari’ah Islam. Revitalisasi sistem kholifah maupun jihad dapat digelindingkan kaum radikal. Hal itu terjadi karena kurangnya pemahaman latar belakang sejarah, politik, ekonomi dan sosial.

Selain itu, karena aspek-aspek teologis dan ideologis mendapat penekanan berlebihan, wacana-wacana itu cenderung dibaca sebagai anakronisme sejarah. Kholifah dan Syari’ah dipersepsikan sebagai mimpi utopis segelintir individu yang berhasrat membuat kembali rode sejarah.

Dia menambahkan, sebagian orang jarang memahami bahwa politik Islam, radikalisme dan terorisme kerap muncul sebagai bagian dari strategi wacana. Sifat contentous berkembang sebagai impuls perlawanan terhadap rezim-rezim korupsi yang gagal menjalani amanah dan janjinya.

“Banyak rezim yang terdorong melanggengkan kekuasaan dengan menjalankan praktek-praktek otoritarianisme dan menutup mata atas korupsi dan nepotisme yang berlangsung hari ini,” ujar Noorhaidi.(Ibnoe Hajar)

 

Editor : Ulfatul Fikriyah